UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG RANGKA MANUSIA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PLAYER PADA HANDPHONE BAGI SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI KEPUH 01 KECAMATAN NGUTER SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Hartini

SD Negeri Kepuh 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK

Prestasi belajar IPA yang rendah merupakan masalah di kelas IV SD Negeri Kepuh 01 Kecamatan Nguter. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD SD Negeri Kepuh 01 Kecamatan Nguter menggunakan media pembelajaran dalam bentuk media video player pada handphone. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Kepuh 01 Kecamatan Nguter yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Model penelitian ini menggunakan model McTaggart dan dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Data observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif dan hasil tes dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Pemanfaatan media video player pada handphone dapat meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 Kecamatan Nguter. Akvitas siswa dalam pembelajaran sudah menunjukkan kegiatan pembelajaran yang baik, dari 20 siswa, 15 siswa (75%) kegiatan belajarnya menunjukkan hasil baik dan 5 siswa (25%) kegiatan belajarnya sangat baik. Kegiatan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran sudah baik, yaitu mencapai nilai akhir 4,3 dengan kategori baik. terkait dengan prestasi belajar siswa terjadi peningkatan, yaitu 18 siswa (90%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 2 siswa (10%) ketuntasan belajarnya belum tercapai. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sudah melebihi ketuntasan, yaitu dengan mencapai nilai 73,3.

Kata Kunci: Media Video Player pada Handphone, Prestasi Belajar IPA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Idealnya pembelajaran IPA (sains) di SD bertujuan untuk melatih siswa memilikisikap ilmiah, menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara ilmiah. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan metode pembelajaran bervariasi, efisien danefektif. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran yang tepat, karena media memiliki peran yang sangat penting menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran adalah saluran atau perantara yang digunakan untukmenyampaikan pesan atau materi ajar. Media dapat berupa model, buku teks, film transparansi, kaset, video, media berbasis komputer dan lainnya. Pada pelajaran IPA tentang rangka manusia diperlukan penyajian struktur rangka manusia secara jelas dan mudah dipamahami oleh siswa, sehingga membutuhkan media yang dapat memberikan informasi dari objek yang akan dijelaskan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah video, karena video dapat menampilkan objek-objek rangka manusia secara detail dan terperinci.

Video merupakan salah satu media audio visual yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan media yang lain karena memiliki media auditif dan visual. Terlebih perkembangan teknologi saat ini memudahkan penayangan video dengan berbagai media yang mendukung untuk menayangkan video tersebut, seperti VCD/DVD player, komputer, dan handphone. Penayangan video melalui handphone lebih praktis dan efektif, karena hampir setiap orang memiliki handphone, tidak terkecuali siswa-siswa sekolah dasar, bahkan mereka sudah terbiasa memanfaat media video pada handphone dalam kehidupan sehari-harinya.

Kebanyakan sekolah masih membatasi pemakaian handphone karena memang alasannya kuat (mengganggu lingkungan sekolah dan konsentrasi jalannya pembelajaran). Namun di sisi lain, guru yang kreatif dan inovatif dapat memanfaatkan handphone (ponsel) menjadi alat yang berguna sebagai media pembelajaran. Sekarang, handphone menjadi gadget (alat komunikasi) yang multifungsi, tidak hanya berfungsi sebagai alat komunkasi, namun dilengkapi juga dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G).

Dari penjelasan di atas, penulis dihadapi oleh permasalahan terkait dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, khususnya dengan materi rangka manusia. Pecapaian ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 masih dibawah rata-rata. Dari hasil ulangan harian tentang struktur rangka manusia, baru 4 siswa yang mencapai prestasi belajar di atas KKM, 16 siswa lainnya pencapaian ketuntasan belajarnya masih di bawah KKM.

Rendahnya prestasi belajar siswa tidak terlepas dari kurang efektifnya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Berdasarkan observasi penulis, proses kegiatan belajar mengajar masih sepenuhnya dengan bimbingan guru, media yang digunakan terbatas pada buku. Guru menjelaskan tahap demi tahap materi yang diajarkan, siswa diminta memperhatikan dan mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Bagi siswa yang memiliki kemampuan belajar di atas rata-rata, tidak mengalami kesulitan untuk memahaminya, namun bagi siswa lainnya menjadi hambatan dalam proses belajarnya, sehingga siswa sulit memahami informasi yang seharusnya diterima.

Berangkat dari permasalah itulah, penulis tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan proses pembelajaran ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran efektif maka diperlukan suatu media yang sesuai sehngga dapat menjembatani penyampaian informasi (materi ajar) dari guru kepada peserta didik (siswa). Dengan demikian, dalam penelitian ini judul yang relevan adalah “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG RANGKA MANUSIA MELALUI PEMANFAATAN VIDEO PLAYER PADA HANDPHONE BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPUH 01 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016”

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dlam penelitian adalah penelitian berikut Apakah penggunaan media video player pada handphone dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang rangka tubuh manusia kelas IV SD Negeri Kepuh 01 semester I Tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dengan penelitian adalah: untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPA tentang rangka tubuh manusia melalui penggunaan media video player pada handphone siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 semester I tahun pelajaran 2015/2016.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi siswa Memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa dalam upaya menunjang peningkatan prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA tentang rangka tubuh manusia. Manfaat bagi guru memberikan pengalaman dan wawasan dalam mengembangkan pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan media video player pada handphone. Manfaat bagi sekolah memberikan masukan dan opini bagi sekolah guna mengembangkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemberdayaan proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga menunjang prestasi akdemik sekolah.

KAJIAN TEORI

Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar

Carin dan Sund (dalam Trianto, 2010:153) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Menurut Soekardjo (dalam Fadila, 2008:2) IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2010:136-137). IPA menurut Hendro Darmojo (dalam Samatowa (2006:2) secara singkat adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan tentang alam semesta dan segala isinya yang didapat dari hasil kegiatan manusia, diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah berupa eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) merupakan komponen dari Standar Isi (SI), Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi (SK) merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. Sedangkan defenisi Kompetensi Dasar (KD) adalah penjabaran standar kompetensi peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan standar kompetensi peserta didik.

Pada penelitian ini, untuk kelas IV tingkat Sekolah Dasar yang akan dibahas termasuk dalam ruang lingkup Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan, adapun standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yaitu 1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya . 1.2 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya

Mengingat terbatasnya waktu yang diberikan dalam penelitian ini dan berdasarkan batasan masalah yang tertuang dalam bab sebelumnya, maka pada penelitian ini kompetensi dasar yang dicapai untuk mengetahui tercapainya prestasi belajar siswa meliputi materi tentang rangka manusia dengan kompetensi dasar: 1) Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya; dan 2) Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh;

Prestasi Belajar

Belajar secara umum ialah perbuatan-perbuatan yangmenghasilkan perubahan menuju ke sesuatu yang lebih maju lagi. Dalamperubahan-perubahan tersebut didapat atas dasar latihan-latihan yangdisengaja. Proses belajar tidak dapat berlangsung dengan kebetulan begitusaja (Slamet, 2003: 2).Menurut Hamalik (2010:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengamalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing) artinya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya meningat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami.Belajar juga didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar juga akanlebih baik apabila si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak hanya bersifat ferbalistik (Sudirman, 1987: 22).

Berdasarkan pegertian-pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, tetapi tidaksemua perubahan tingkah laku itu seagai akibat perbuatan belajar. Dengan belajar perubahan tingkah laku terjadi karena usahasadar dari individu dalam interaksinya dengan lingkungannya.

Sedangkan pengertian prestasi memiliki makna hasil yang dicapai(dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya). Bila dikaitkan dengan kata belajar, maka pengertian prestasi belajar adalah dapat dimaknaidengan hasil yang dicapai dari proses usaha mendapatkan suatukepandaian. Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia (2007:895) prestasi belajar adalah penguasaanpengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilaiyang diberikan oleh guru.

Menurut Zainul Asmawi (1993:4) prestasi belajar adalah taraf kapabilitas atau kemampuan untuk menguasai sejumlah kemampuan tertentu. Pengertian tersebut mengandung maksud bahwa prestasi belajar adalah kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam suatu proses belajar. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh nilai-nilai hasil tes dalam materi pelajaran tertentu.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkanpengertian prestasi belajar sebagai hasil belajar yang diperoleh siswadalam menguasai materi pembelajaran berupa nilai atau angka yangdiberikan oleh guru.

Menurut Slameto, faktor-faktor yangmempegaruhi prestasi belajar menjadi dua yaitu Intern dan Ekstern (Slameto, 2003: 54). Faktor Intern meliputi jasmaniyah dan psikologis. Faktor jasmaniah di antaranya: (1) kesehatan berarti proses belajar seseorang akan baik apabilakondisi badan baik dan sehat sebaliknya proses belajar mengajarakan terganggu apabila kesehatan tubuh juga terganggu; (2) cacat tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atausempurna mengenai tubuh atau badan. Sedangkan faktor psikologis meliputi: (1) Intelgensi siswa yang mempunyai tingkat intelgensi yang tinggiakan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelgensirendah; (2) Perhatian siswa yang memiliki perhatian terhadap bahan pelajaranakan sangat membantu dalam mencapai prestasi belajar yangbaik; (3) Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan danmengenang beberapa kegiatan; (4) Bakat kemampuan untuk belajar, kemampuan ini akan menjadikecakapan yang nyata setelah belajar; (5) Motif; (6) Kematangan yaitu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang; (7) Kesiapan yaitu kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi.

Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah Faktor keluarga dan sekolah. Faktor keluarga di antaranya (1) cara orag tua mendidik; (2) Relasi antar anggota keluarga; (3) Suasana rumah; (4) Keadaan ekonomi keluarga; (5) Pengertian orang tua. Sedangkan faktor sekolah yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah (1) metode mengajar; (2) kurikulum; (3) relasi guru dengan siswa; (4) relasi siswa dengan siswa; (5) disiplin sekolah; (6) alat pelajaran; (7) waktu sekolah; (8) standar pelajaran diatas ukuran; (9) keadaan gedung; (10) metode belajar; (11) tugas rumah.

Dari penjelasan di atas maka dalam penelitian ini untuk mengukur prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 pada mata pelajaran IPA tentang rangka tubuh manusia dengan melakukan penilaian terhadap aspek afektif dan aspek kognitif siswa.

Aspek afektif erat kaitannya dengan penilaian proses pembelajaran dengan sikap siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajarannya, maka penilaian kemampuan pada aspek ini dilakukan melalui pengamatan oleh guru yaitu mengamati afektif siswa dalam lima aspek: 1) Tanggung jawab; 2) Partisipasi; 3) Rasa ingin tahu/inisiatif bertanya; 4) Kepercayaan diri menjawab pertanyaan; dan 5) Sikap dalam mengerjakan tugas/tes tertulis. Aspek-aspek tersebut kemudian dituangkan dalam lembar pengamatan kegiatan pembelajaran siswa.

Sedangkan aspek kongnitif dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa dilakukan dengan teknik tes tertulis dalam bentuk ulangan harian, setelah siswa selesai melaksanakan pembelajaran suatu kompetensi dasar tertentu dilanjutkan dengan melaksanakan ujian formatif.

Hakikat media Pembelajaran

Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008:6-7) menyatakan tentang media sebagai berikut:“Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/ software). Dengan demikian media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukalah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran”.

Djamarah (2002) mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis, yaitu: 1) Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder; 2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual; 3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis: a) Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide; b) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran secara umum, diantaranya yaitu: 1) Mempermudah proses belajar-mengajar; 2) Meningkatkan efisiensi belajar-mengajar; 3) Menjaga relevansi dengan tujuan belajar; 4) Membantu konsentrasi siswa; 5) Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar; 6) Wahana fisik yang mengandung materi instruksional; 7) Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional; 8) Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa.

Adapun manfaat media pembelajaran (Chomsin, 2008:15) adalahsebagai berikut: 1) Prosespembelajarandapatterjadidalamduaarahdanmenjadi lebih interaktif; 2) b.Proses belajar mengajar menjadi lebih efisien; 3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik; 4)Tempat berlangsungnya proses pembelajaran dapat terjadidimana saja dan kapan saja; dan 5) Peran pendidik(guru/pelatih/tutor) dapatlebih berfungsisebagai fasilitator.

Media Video Pembelajaran

Video termasuk dalam media audiovisual gerak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1119) video diartikan dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.

Menurut Cheppy Riyana dalam Fiskha (2012:21) media videopembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesanpembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teoriaplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadapsuatu materi pembelajaran.

Sedangkan menurut Sungkono dalam Fiskha (2012:22) videoyaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapatdilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor.Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita.

Dari beberapa definisi di atas, video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi. Menurut Cheppy Cheppy dalam Fiskha (2012:22) untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya.

Kecanggihan handphone yang demikian itu dapat dimanfaatkan guru untuk memajukan pembelajaran atau pendidikan di sekolah. Di antara manfaat handphone untuk media pembelajaran adalah sebagai alat hitung (menggantikan kalkulator), sebagai alat bantu menterjemah bahasa secara digital, sebagai media komunikasi dan sarana bimbingan siswa (sms mengingatkan siswa untuk mengerjakan PR, untuk saatnya belajar, dan sebagainya), sebagai alat mengambil gambar/foto untuk bahan belajar, ponsel yang dilengkapi dengan jaringan internet dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi pembelajaran, mengecek email, melakukan pencarian on-line, dan lainnya.

Selain manfaat di atas, handphone yang dilengkapi dengan media vidoe player (alat pemutar video) dapat menjadi alternatif baru sebagai media pembelajaran. Media video player pada handphone dapat menanyangkan video dalam berbagai format, seperti 3GP, MP4, AVI, FLV, dan lainnya. Oleh karena format file video bervariasi, tentunya berpengaruh pula pada aplikasi handphone yang digunakan untuk menjalankan video tersebut. Maka untuk menayangkan video pada handphone, umumnya digunakan file video yang berformat 3GP. 3GP adalah format yang paling baik untuk handphone, memiliki resolusi yang sangat rendah, ukuran kecil yang cocok untuk handphone dan bisa diputar disemua pemutar video pada handphone.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas untuk memperjelas arahyang dimaksud dari penelitian ini maka dapat disusun kerangka pemikiransebagai berikut: Pendidikan IPA di sekolah dasar diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sehingga idealnya pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa memilikisikap ilmiah, menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan pembelajaran praktis dan efektif untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk mengarahkan pada kondisi tersebut, maka diperlukan metode pembelajaran yang bervariatif dan penggunaan media pembelajaran yang tepat.

Selama ini pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Kepuh 01 khususnya pada materi rangka manusia, metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab, pemanfaatan media pembelajaran pun masih terbatas pada buku sehingga pembelajaran terkesan berpusat pada guru dan siswa dituntut untuk menghafal materi-materi yang diberikan oleh guru. Kondisi demikian menyebabkan siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan belajarnya, proses pembelajaran pun terkesan monoton dan kurang diminati oleh siswa sehingga sebagian besar siswa mengalami kesulitan memahami materi yang diperlajarinya dan berdampak pada masih rendahnya prestasi belajar siswa.

Untuk dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan efektif, salah satunyaadalah dengan menggunakan media pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran yang ditayangkan dengan media video player pada handphone. Handphone merupakan perangkat komunikasi yang memiliki multifungsi, bukan hanya sebatas untuk menelpon atau mengirim sms, namun juga dilengkapi berbagai fitur, salah satunya adalah video player. Pemanfaatan handphone sebagai media video player diharapkan dapat menarik minat belajar siswa, terlebih dengan dipadukannya pendekatan pembelajaran dengan kegiatan belajar kelompok, sehingga siswa secara mandiri dapat mendiskusikan dan menyimpulkan materi pembelajaran yang ditayangkan melalui video tersebut.

Dengan konsep itu, diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA akanmeningkat, sehingga akhirnya hasil belajar yang didapat siswa juga meningkatseperti yang diharapakan dalam kegiatan pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari kajian teori tersebut di atas, maka peneliti mengajukan suatu hipotesis tindakan: Melalui pemanfaatan media video player pada handphone dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 pada mata pelajaran IPA tentang rangka tubuh manusia.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus diSekolah Dasar Negeri Kepuh 01. Waktupenelitian dilaksanakanmulai bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Oktober2015pada semester I tahun ajaran 2015/2016. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).Basrowi, Suwandi (2008: 28)mendefenisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatubentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukantindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktikpembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari: 1) Data tentang partisipasi siswa dalam pembelajaran; 2) Data tentang evaluasi hasil belajar siswa; dan 3) Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, tes dan dokumentasi. Penelitian ini, analisis data yang dipergunakan adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini di antaranya instrumen evaluasi, lembar evaluasi

Indikator keberhasilan adalah 1)Meningkatnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPAdengan materi pokok rangka tubuh manusia dengan nilai rata-rata pencapaian ketuntasan belajar di atas KKM yaitu 65 dan pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal apabila 75% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan 2)Adanya peningkatan keatifan belajar siswa dengan kategori sangat baik dan baik yang mencapai 80%,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasi penelitian yang telah diperoleh, baik pada tahap kondisi awal (prasiklus) maupun pelaksanaan siklus I dan siklus II maka hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat didesripsikan sebagai berikut:

Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok rangka tubuh manusia sebagaimana data yang ditemukan pada tahap kondisi awal (prasiklus) menunjukkan masih rendahnya prestasi (hasil) belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01. Setelah dilakukan langkah perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklusmelaluipemanfaatan media pembelajaran berupa media video player pada handphone, terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan pada masing-masing siklusnya.

Sebelum kegiatan belajar mengajar memanfaatkan media video player pada handphone dari 20 siswa, baru 8 siswa (40%) yang mencapai ketuntasan dan 12 siswa (60%) belum mencapai ketuntasan. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media video player pada handphone terjadi peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 13 siswa (65%) dan setelah ditindaklanjuti melalui tindakan siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 18 siswa (90%) yang mencapai ketuntasan. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan mengalami penurunan, pada siklus I jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan menurun menjadi 7 siswa (35%) dan pada siklus II jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar menurun lagi menjadi 2 siswa (10%).

Terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa dengan pencapaian 90% dari seluruh siswa telah mencapai ketuntasan belajar menunjukkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran berupa media video player pada handphone terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok rangka tubuh manusia.

Kegiatan belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01

Pemanfaatan media video player pada handphone pada pelajaran IPA dengan materi pokok rangka tubuh manusia terbukti efektif meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajarannya, khususnya dalam aspek: 1) Tanggung jawab; 2) Partisipasi; 3) Rasa ingin tahu/inisiatif bertanya; 4) Kepercayaan diri menjawab pertanyaan; dan 5) Sikap dalam mengerjakan tugas/tes tertulis.

Sebelum kegiatan pembelajaran memanfaatkan media pembelajaran berupa media video player pada handphone, aktivitas belajar masih terbatas pada mendengar, menghafal, dan melaksanakan tugas (tes tertulis). Kelemahan lainnya, pada prasiklus ini guru belum melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar siswa, namun apabila dikaitkan dengan kelima aspek yang diamati sesuai dengan tindaklanjut perbaikan pembelajaran pada pelaksanaan siklus I dan siklus II, pada prasiklus ini partisipasi siswa dalam pembelajaran belum terlihat, inisiatif bertanya, menjawab pertanyaan dan rasa ingin tahunya pun masih belum baik, begitu pula tanggung jawab dan sikapnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru, belum menunjukkan hasil yang baik.

Sebelum pelaksanaan tindakan (prasiklus) guru belum melakukan penilaian proses kegiatan belajar siswa, namun berdasarkan hasil refleksi pada tahap prasiklus menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan belajar siswa masih belum baik, hal dapat dilihat dari proses pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara aktif, siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafal.

Setelah melaksanakan tindakan melalui kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran dalam bentuk media video player pada handphone, hasil yang dicapai pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan kegiatan belajar siswa. Dari 20 siswa hanya 2 siswa (10%) yang menunjukkan kegiatan belajar yang cukup baik, 14 siswa (70%) kegiatan belajarnya baik, dan 4 siswa (20%) kegiatan belajarnya sangat baik. Setelah dilakukan tindak lanjut pada tahap selanjutnya yaitu siklus II, terjadi peningkatan terhadap penilaian kegiatan belajar siswa, yaitu 15 siswa (75%) kegiatan belajarnya menunjukkan hasil baik dan 5 siswa kegiatan belajarnya sangat baik.

Dengan tercapainya peningkatan aktivitas belajar siswa berdasarkan data-data tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media video player pada handphone dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01.

Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

Berdasarkan pencapaian nilai akhir terhadap kinerja guru dalam mengelola proses kegiatan belajar mengajar menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian (prasiklus) pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang efektif, pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dan tidak memicu keterlibatan siswa dalam pembelajarannya, nilai akhir yang diperoleh pada tahap prasiklus baru mencapai 2,9 dengan kategori cukup baik dalam pelaksanaan pembelajaran.

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran melalui tindakan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran berupa media video player pada handphone, terlihat adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, pada siklus I terjadi peningkatan kinerja guru dengan memperoleh nilai akhir 3,9 dan menunjukkan kriteria pelaksanaan pembelajaran yang baik. Setelah ditindaklanjuti melalui tindakan siklus II perolehan nilai akhir meningkat lagi menjadi 4,3 dengan kategori pelaksanaan pembelajaran yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran dalam bentuk media video player pada handphone terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya pada pelajaran IPA dengan materi pokok rangka tubuh manusia.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video player pada handphone dalam pembelajaran IPA tentang rangka tubuh manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01. Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil yang telah dicapai sebagai berikut:1)Ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 sudah tercapai yaitu sebesar 90% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 73,2. 2)Aktivitas kegiatan belajar siswa kelas IV SD Negeri Kepuh 01 sudah menunjukkan kegiatan pembelajaran yang sangat baik dan baik, yaitu 5 siswa (25%) aktivitas pembelajaran siswa sangat baik dan 15 siswa (75%) aktivitas pembelajarannya baik. Dan 3)Meningkatkan kemapuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah menunjukkan hasil yang baik dengan nilai akhir 2,9.

Saran-saran

Saran penelitian bagi siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri agar focus ketika mengikuti pelajaran serta diharapkan lebih aktif saat mengikuti pelajaran dan tidak tergantung pada guru. Manfaat bagi guru menindaklanjuti pemanfaatan handphone sebagai salah satu media pembelajaran untuk mendukung terciptanya proses kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Bagi peneliti dan rekan guru, hasil penelitian ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi penulis dan juga rekan guru dalam upaya meningkatkan kemampuan mengajarnya melalui penerapan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dan efektif sehingga dapat meningkatkan peran serta peserta didik dalam kegiatan belajarnya secara optimal, yang nantinya akan berimbas pada meningkatnya prestasi belajar siswa, baik dalam bidang akademik maupun lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningrum, Fiskha. 2012. Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Siswa Kelas X Pada Kompetensi Mengolah Soup Kontinental di SMK N 2 Godean. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Basrowi, Suwandi, 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. (Anggota IKAPI: GhaliaIndonesia

Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta:P3AI UPI.

Christine Canning-Wilson.1998. Practical Aspects of Using Video in the Foreign Language Classroom. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 11, November 2000.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dkk, 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta

Oemar Hamalik, 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Nana Sudjana, 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo

Pusat Bahasa, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Slamet, 2003.Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Susilana Rudi dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung:CV Wahana Prima

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Usman Samatowa, 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Undang-Undang RI, 2003. Sisdiknas. Bandung: Fermana

W.J.S. Porwodarminto, 2006.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.