UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MELALUI PERMAINAN MISTAR BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

SEMESTER I SDN 2 TEMENGENG KECAMATAN SAMBONG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Titik Umiyati

Guru Kelas IV di SDN 2 Temengeng

ABSTRAK

Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sambong Kabupaten Blora pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014, dirasa masih rendah. Data hasil tes menunjukkan bahwa hanya 33% siswa dari 27 siswa yang mencapai tuntas belajar. Sedangkan sebagian besar yaitu 67 % atau 12 siswa masih dibawah nilai KKM yaitu 55. Nilai rata-rata kelasnya adalah 47, jauh di bawah nilai KKM. Berdasarkan permasalah ini penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul ”Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Tentang Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Permainan Mistar Bilangan Pada siswa Kelas IV Semester 1 SDN 2 Temengeng Kecamatan Sambong Tahun Pelajaran 2013/2014”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan permainan mistar bilangan, kemampuan siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkat dengan baik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sambong Kabupaten Blora pada semester 1 tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 27 terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dalam penelitian ini ditempuh 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data tes diambil dari tes tulis. Data non tes diambil dengan lembar pengamatan dan jurnal refleksi. Tolok ukur keberhasilannya adalah bila rata-rata kelas tes hasil belajar mencapai 75,0 dan 75 % siswa mencapai ketuntasan. Hasil penelitian yang dilaksanakan 2 siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Siklus I rata-rata kelas 71 dan ketuntasan mencapai 72%. Siklus II rata-rata kelas 79 dan ketuntasan 89%. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan permainan mistar bilangan dapat meningkatakan prestasi siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada pembelajaran matematika.

Kata Kunci: Permainan mistar bilangan, penjumlahan, pengurangan, bilangan bulat


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran matematika di Seko-lah Dasar diarahkan pada pendekatan lingkungan terdekat siswa yang dapat membangun pribadi siswa yang mencintai matematika, sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Karena pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari siswa berhadapan dengan hitung-hitungan yang berhubungan dengan matematika. Seperti bilangan yang selalu dekat dengan kehidupan nyata siswa, baik bilangan asli maupun bilangan bulat.

Operasi bilangan bulat telah diperkenalkan di kelas IV SD meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, secara spiral lebih mendalam sampai di kelas VI. Selama ini sudah cukup banyak buku-buku SD yang menyampaikan ilustrasi dan materi bilangan bulat dengan bervariasi, namun kurang tepat dan terlalu abstrak. Padahal dalam usia sekolah dasar, proses abstraksi siswa masih perlu dibantu media lain. Hampir semua buku tidak menjelaskan kenapa harus ada bilangan negatif dan bagaimana proses penentuan bilangan negatifnya. Tidak dipergunakan-nya media tertentu yang dapat memperli-hatkan hasil operasi hitung secara realistik.

Kemampuan siswa kelas IV dalam hal penyelesaian soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat relatif masih kurang. Hal ini ditunjukkan dalam proses pembelajaran awal, masih sedikit siswa yang tuntas belajarnya yaitu 30 atau sebanyak 8 siswa saja. Sedangkan 70% atau 19 siswa belum tuntas. Pada pembelajaran awal ini nilai rata-rata kelasnya adalah 47 kurang dari KKM yaitu 55.

Dengan penerapan teknik permain-an pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, siswa bersa-ma kelompoknya melakukan kegiatan diskusi. Penggunaan permainan ini penting, karena pembelajaran operasi bilangan bulat di kelas IV ini masih pada tahap enaktif. Pada tahap ini, anak belajar suatu pengetahuan secara aktif, dengan menggunakan permainan konkret dengan menggunakan situasi nyata, karena pada tahap ini anak belum bisa menggunakan imajinasi atau kata berkenaan dengan operasi bilangan bulat.

Model permainan mistar bilangan dalam pembelajaran penjumlahan dan pe-ngurangan bilangan bulat dipilih karena dengan model pembelajaran ini memung-kinkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari penyelesaian soal berkaitan dengan penjumlahan dan pengu-rangan bilangan bulat, dengan media pembelajaran yang dibuat sendiri oleh siswa dan pembelajaran yang kontekstual. Siswa akan merasa termotivasi dan merasa mempunyai kemampuan untuk memper-oleh jawaban melalui bentuk permainan dengan mudah.

Berdasar paparan di atas penulis ingin meningkatkan kemampuan siswa da-lam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Teme-ngeng Kecamatan Sambong, Kabuapten Blora melalui permainan mistar bilangan.

Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan kemam-puan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sambong, Kabuapten Blora melalui perma-inan mistar bilangan?

Tujuan Penelitian

Kemampuan siswa dalam menyele-saikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat.

KAJIAN PUSTAKA

Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menyenangkan, mendi-dik, dan membebaskan siswa dari semua belenggu. Untuk mencapai semua itu pem-belajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan motivasi siswa, serta karakteristik siswa khususnya siswa sekolah dasar.

Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri ( Mulyani Sumantri, 2006:6.3).

Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat (Penjumlahan dan Pengurangan)

Operasi hitung bilangan bulat baru diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar di kelas IV. Pada masa ini siswa masih dalam taraf berpikir operasional konkret, berarti pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan mental anak usia antara 10-11 tahun.

Banyak persoalan yang muncul pada sistem bilangan bulat bagi siswa sekolah dasar kelas IV, misalkan waktu mereka akan melakukan operasi hitung seperti: 3 + (-5); (-7) + 9; (-2) – (-4); 4 – 8; dan sebagainya. Persoalan yang muncul berkaitan dengan soal-soal tersebut adalah bagaimana memberikan penjelasan atau cara menanamkan pengertian operasi tersebut secara konkret, karena kita tahu bahwa pada umumnya siswa berpikir dari hal-hal dari yang bersifat konkret menuju hal-hal yang bersifat abstrak.

Untuk mengenalkan konsep opera-si hitung pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: a) tahap pengenalan konsep secara konkret, b) tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak, c) tahap pengenalan konsep secara abstrak.

Kerangka Pikir

1. Permainan mistar bilangan sebagai model pembelajaran mampu mening-katkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Kemampuan siswa dalam menyele-saikan soal penjumlahan dan pe-ngurangan bilangan bulat, perlu dikem-bangkan untuk meningkatkan keteram-pilan dalam perkalian dan pembagian bilangan bulat, karena dasar dari perkalaian dan pembagian adalah penjumlahan dan pengurangan.

3. Dengan permainan mistar bilangan diharapkan siswa lebih menguasai dalam penyelesaian soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam suasana pembelajaran yang menye-nangkan.

Hipotesis Tindakan

Permainan mistar bilangan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan dan pe-ngurangan bilangan bulat dalam pembe-lajaran matematika kelas IV, Semester 1 SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sam-bong Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2013.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Temengeng, Kecamatan Sam-bong, Kabupaten Blora pada semester 1 tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dan 1 pem-belajaran awal. Tiap siklus berlangsung selama 70 menit (2×35 menit).

Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Keca-matan Sambong Kabupaten Blora pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa 27 anak terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembela-jaran matematika, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan dalam meger-jakan tugas-tugas, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran di kelas.

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa kelas IV, sekolah dan guru kelas VI, 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran yaitu di ruang kelas IV, 3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, Rencapa Pelaksana-an Pembelajaran (RPP), hasil kerja siswa berupa lembar kerja siswa dan lembar tes, dan buku penilaian.

Teknik Pengumpulan Data

1. Data kuantitatif: data ini diperoleh dari hasil tes formatif yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Instrumennya adalah soal tes tertulis dalam bentuk isian.

2. Data kualitatif: data ini diperoleh dari observasi yang dilakukan penulis dan teman sejawat sebagai pengamat. Instrumennya adalah lembar observasi, jurnal refleksi ,dan angketsiswa.

Analisis Data

Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membanding-kan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan siklus II. Sedangkan data kualitatif dianali-sis secara deskriptif kualitatif berdasar hasil observasi, refleksi, dan wawancara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Pembelajaran Awal

Berdasarkan table 4.3 tentang hasil tes formatif materi penjumlahan dan pe-ngurangan bilangan bulat yang ditunjukkan dengan diagram pada gambar 4.1, sekaligus dapat ditemukan siswa yang belum berhasil memperoleh ketuntasan belajar maupun siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Dengan menganalisis daftar niali ketuntasan maka didapatkan siswa yang mendapat nilai tuntas sebesar 33%, sedang siswa yang belum mendapat nilai tuntas sebesar 67%.

Pembelajaran siklus I

Berdasrkan table 4.4, hasil belajar siswa melalui tes formatif ada peningkatan. Terlihat dari siswa yang mendapat nilai tuntas sebesar 60%, sedangkan yang belum tuntas berkurang menjadi 40%.

Pembelajaran siklus II

Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajar-an pada siklus II berjalan cukup baik. Pada siklus II nilai ketuntasan siswa mengalami kenaikan lebih besar dari 60% pada siklus I menjadi 82% pada siklus II. Sedangkan nilai yang belum tuntas menjadi semakin turun dari 40% (11 siswa) pada siklus I menjadi 18% (5 siswa) pada siklus II.

Pembahasan

Proses perbaikan pembelajaran da-lam penelitian ini, penulis menyajikan dalam tiga siklus yang telah menghasilkan temuan-temuan, yang selanjutnya perlu dibahas untuk mendapat kesimpulan. Bersama teman sejawat, penulis mendisku-sikan temuan-temuan berupa hasil peng-amatan tingkah laku siswa, guru, maupun hasil belajar siswa selama 2 siklus perbaikan pembelajaran sebagai berikut:

1. Siklus I

a) Dari hasil pengamatan tingkah laku siswa yang diharapkan sudah lebih baik dari pada pembelajaran Awal, tetapi masih jauh dari yang diharapakn. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya persentase tingkah laku menyimpang selama proses perbaikan pembelajaran, yaitu pada siswa tidak aktif di dalam kerja kelompok sebesar 11%, siswa tidak bias menerapkan konsep sebesar 16%, dan siswa tidak bias mengerjakan tugas dari guru sebesar 16%. Ternyata persentase siswa yang menyim-pang dalam pembelajaran cukup banyak, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa belum mempunyai motivasi terhadap pembelajaran matematika dengan materi pen-jumlahan dan pengurangan bilang-an bulat.

b) Dari hasil pengamatan tingkah laku guru yang menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran masih banyak keku-rangan, antara lain kurang terampil dalam membimbing diskusi kelom-pok, kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan yang tidak marata, dan tidak membimbing siswa dalam meyimpulkan materi pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut ternyata guru masih kurang terampil dalam menyam-paikan pembelajaran. Padahal ke-trampilan dasar mengajar merupa-kan satu ketrampilan yang menun-tut latihan terprogram untuk dapat menguasainya.

c) Dari pengamatan hasil belajar siswa malalui tes formatif ternyata siswa belum dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, hal ini menjadi prtimbangan penulis ter-nyata tingkah laku siswa dan guru mempunyai hubungan yang alaing mempengaruhi terhadap hasil belajar.

2. Siklus II

a) Berdasarkan pengamatan terhadap tingkah laku siswa pada siklus II ini telah terjadi perubahan yang diharapkan. Hanya 5% (1 siswa) yang belum bisa menerapkan konsep yang diberikan guru, dan 11% (2 siswa) yang tidak bias mengerjakan tugasdari guru. Siswa tidak lagi merasa takut dan malu ketika harus melaporkan hasil dis-kusi kelompoknya, bahkan bebera-pa siswa menunjukkan kemampu-annya yang lebih dibandingkan teman-temannya.

b) Perubahan tingkah laku guru dalam proses pembelajaran telah diusahakan maksimal mungkin untuk mampu terampil mengajar, ternyata hal itu berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Apa yang dilakukan guru di dalam kelas selalu menjadi perhatian siswa, guru teloah mampu membimbing diskusi ke-lompok, telah melibatkan siswa dalam pembelajaran, juga terampil memberikan pertanyaan kepada siswa secara merata, serta mem-bimbing siswa dalam menyimpul-kan materi pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut penulis merasa puas karena tingkah laku guru sangat berpengaruh pada ketun-tasan hasil belajar siswa. Terbukti siswa dalam mengungkapkan pen-dapat dan gagasan telah meng-gunakan kalimat dengan bahasa runtut dan mudah dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1984), bahwa ketrampilan berba-hasa diperoleh melalui praktek atau latihan yang juga melatih ketrampilan berfikir.

c) Kegiatan evaluasi pada siklus II ini dapat dilaksanakan dengan penuh semangat oleh siswa. Mereka telah menguasai materi pelajaran de-ngan baik. Pada siklus II ini hasil belajar siswa telah menunjukkan kemajuan yang memuaskan. Nilai hasil belajar meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus sebelumnya, demikian juga jumlah siswa semakin banyak yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa perbaiakan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai penulis laporan penelitian telah berhasil mencapai tujuan yang diharapakan karena dari tes yang diberikan telah dapat mengukur tingkat pemahaman siswa.

PENUTUP

Simpulan

1. Penggunaan model permainan mistar bilangan maka kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, dalam menyelasikan soal pada materi pen-jumlahan dan pengurangan bilangan bulat mengalami peningkatan baik secara kwantitas maupun kwalitas.

2. Guru juga memperoleh pengalaman yang kongkret bersama siswa dalam menerapkan permainan mistar garis bilangan dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Saran-saran

1. Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng menyelesaikan soal pada mata pelajaran Matematika perlu dipertahankan, oleh karena itu guru hendaknya melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan tersebut di atas bahkan bila memungkinkan dicari alternative lain yang yang dapat menambah kemampuan siswa.

2. Kepada teman guru agar mencari alternative lain model permainan agar pembelajaran senantiasa menyenangkan.

3. Untuk sekolah agar dapat mendoku-mentasikan segala hasil karya guru termasuk hasil penelitian tindakan kelas ini, agar dapat dinikmati oleh sesame guru.

DAFTAR PUSTAKA

Asiah, Nyimas, dkk, 2008. Bahan Ajar Cetak, Implementasi Pembelajaran Inovatif Matematika SD. Jakarta: Konsorsium Program PJJ S1 PGSD, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Dwiyanto, 2008. Teori-Teori Belajar Matematika. Semarang: Unnes.

Glover, David, 2006. Seri Ensiklopedia Anak, A – Z, Matematika, Volume 3 Q-Z. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Haryono dan Jaino, 2008. Bahan Ajar, Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik di SD, Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan. Semarang: Unnes.

Hera Lestari Mikarsa dkk, 2007. Pendidikan Anak di Sekolah Dasar. Jakarta: PPUT

I.G.A.K. Wardani, dkk, 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PPUT

Mikarsa, Hera Lestari, dkk, 2008. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2008. Pembelajaran matematika SD. Jakarta: Unversitas terbuka.

Mulyani Sumantri, dkk, 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: universitas Terbuka.

Nurhadi, dkk, 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Mustaqim, Burhan & Ary Astuty, 2008. Ayo Belajar Matematika, Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Saryono, dkk, 1991. Pendidikan Matematika 2. Semarang: IKIP Semarang Press.

Slavin, Steve, 2005. Matematika Untuk Sekolah Dasar, Semua yang Anda perlukan untuk menjadi Guru terbaik bagi Putra-Putri Anda. Bandung: Pakar Raya.

Sugiarto & Isti Hidayah, 2008. Buku Petunjuk Penggunan Alat Peraga Matematika Untuk Pendidikan Dasar Sesuai Dengan KTSP.. Semarang: Laboratorium Matematika Unnes.

Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparjo, 2004. Matematika Gemar Berhitung 4. Solo: Tiga Serangkai.

Vancleave’s, Janice, 2006. Matematika Untuk Anak, Kegiatan-Kegiatan Sederhana yang Membuat Belajar Matematika Menjadi Menyenangkan. Bandung: Pakar Raya.

Tanpa Penulis, 2008. Asal Mula Sistem Bilangan Bulat. ghostyoen.wordpress.com. (15 Februari 2009).

Tanpa penulis, tanpa tahun. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat. www.e-dukasi.net. (15 Februari 2009).

Tanpa penulis, tanpa tahun. Bilangan Bulat. id.wikipedia.org. (15 Februari 2009)

 

Tanpa penulis, tanpa tahun. Operasi Penjumlahan pada Bilangan Bulat. bukhari.or.id. (15 Februari 2009).