UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN NILAI MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI DI TK SETYA BUDI DESA WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Asmiyati

TK Setya Budi Desa Weding

Kecamatan Bonang Kabupaten Demak

 

ABSTRAK

Penelitian ini di dasarkan pada masalah rendahnya nilai moral anak pada siswa TK Setya Budi. Oleh karena itu perlu di cari solusinya. Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah Untuk peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita dengan menggunakan media gambar seri di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Penelitian dilaksanakan di TK Setya Budi pada Semester I Tahun 2017/2018 pada bulan Agustus – September 2017/2018. Subjek Penelitian ini adalah TK Setya Budi dengan jumlah anak 35 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I dan Siklus II. Setiap Siklus memiliki Empat Tahap, Yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi. Hasil Penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata- rata nilai moral pada siklus I dan Siklus II mencapai ketuntasan sebesar (52,17%). Nilai rata – rata pada siklus II sebesar 82,16%. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai moral anak melalui Metode Bercerita Gambar Seri di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018

Kata Kunci: metode bercerita Gambar Seri, Nilai moral

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sebagai seorang guru Taman Kanak-kanak, saya membutuhkan ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari bagaimana melakukan pendekatan yang baik kepada anak didik terutama yang berkaitan dengan pengembangan moral bagi anak Taman Kanak-Kanak. Tahapan – tahapan perkembangan moral anak dilihat dari berbagai tinjauan tioritis, menurut berbagai disiplin ilmu yang berkaitan didalamnya. Tahapan – tahapan itu dapat disebut juga dengan pola perkembangan moral anak. Pola perkembangan moral anak memiliki ruang lingkup seperti: kewajiban manusia menginternalisasi nilai moral pada dirinya sendiri, mempersonalisasi dan mengembangkannya dalam pembentukan kepribadian yang mempunyai prinsip, serta mematuhi, menentukan pilihan, melengkapi, menilai, atau melakukan tindakan moral.

Hakikat anak sebagai manusia, pada umumya memiliki 3 macam tenaga yang ada pada unsur spikis. Keberadaan tenaga dalam itu akan memberikan pengaruh pada dirinya untuk melakukan kegiatan/aktivitas baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Dorongan dari ketiga tenaga dalam inilah yang perlu dicermati oleh guru Taman Kanak – kanak agar dapat memberikan motivasi kepada anak didik pada kegiatan yang positif. Pendidikan akan sangat berarti bagi anak didik jika mampu membuahkan hasil Ketiga tenaga dalam itu menurut istilah psikologi dikenal dengan: Id, Ego, dan Super Ego.

Istilah Id memiliki pengertian suatu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang. Untuk mendahulukan rasa, enak,mencapai kenikmatan nafsu belaka. Dorongan ini mengajak seseorang untuk melakukan hal – hal yang instan untuk meraih kenikmatan hidup. Walaupun harus mengorbankan akal sehat dan nurani.

Ego adalah dorongan yang berasal dari jiwa/diri seseorang yang berfungsi menyeimbangkan kemauan atau dorongan yang bersumber dari Id, sedangkan Super Ego adalah dorongan/tenaga dalam yang berfungsi sebagai alat kontrol terhadap seluruh dorongan yang berasal dari kemauan Id. Kontrol dari Super Ego ini berasal dari ajaran agama, moral, atau norma yang diajarkan dan diterima manusia.

Dizaman sekarang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki implikasi ganda, yaitu bersifat positif dan bersifat negatif. Anak seusia taman kanak-kanak saat ini sangat mudah mengakses gambar-gambar atau apapun yang diinginkannya Mulai dari makanan, hiburan, mainan, dan sebagainya. Secara tanpa kita sadari itu dapat merusak moral anak dimasa sekarang atau dimasa yang datang.

Ini merupakan tantangan bagi pendidik atau guru untuk menerapkan nilai – nilai moral sejak dini. Kita sebagai pendidik anak usia dini kita harus menerapkan dan menanamkan nilai – nilai moral karena pendidikan anak usia dini merupakan anak usia emas antara 0 – 6 tahun atau disebut dengan “Golden Age”. Kalau kita menanamkan nilai– nilai moral sejak dini Insya Allah Negara Indonesia dimasa yang akan datang akan menjadi gemilang. Dan ada lagi kenakalan remaja seperti tawuran, dan tidak akan ada pemimpin koruptor dan pemipin yang tidak amanah.

Seiring dengan perkembangan anak usia Taman Kanak-Kanak di TK Setya Budi antara lain terlihat perkembangan bahasanya, anak usia tersebut diharapkan mulai memahami norma yang dikenalkan oleh orang tua atau guru, mulai dari penjelasan – penjelasan verbal yang sederhana. Orang tua dan guru mulai mengenalkan, mengajarkan, membentuk sikap dan prilakuanak dan menanamkan nilai moral anak, mulai dari sikap dan cara menghadapi orang lain, cara berpakaian dan berpenampilan, cara dan kebiasaan makan, dan cara berperilaku kepada orang lain sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.

Di TK Setya Budi dari 35 anak ada beberapa anak yang belum dapat mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu, berbicara dengan suara keras atau berteriak dengan orang tua/oarang yang lebih dewasa, membuang sampah sembarangan, tidak mau berbagi, tidak mau menghargai orang lain. Dari pengamatan di TK Setya Budi terdapat 8 anak memperoleh nilai bintang 1,5 anak memperoleh bintang 2, 5 anak memperoleh memperoleh bintang 3, dan 7 anak memperoleh bintang 4. Kondisi tersebut diatas sering saya jumpai di TK Setya Budi, dari data diatas aktivitas dan nilai moral anak sangat rendah.

 Maka dari itu kita sebagai pendidik harus menanamkan nilai moral sejak dini. Saya akan menanamkan nilai moral anak melalui metode bercerita bergambar seri.

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita secara lisan atau verbal. Dunia anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita harus diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, mengasikkan, dan dapat menanamkan nilai moral anak. Bila cerita yang disampaikan pada anak TK terlalu panjang dan terperinci dengan menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian anak, maka tehnik bercerita ini akan berfungsi dengan baik. Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih besar dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku bergambar. Penggunaan ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan dan penanaman nilai moral anak, juga untuk mengikat perhatian anak pada jalannya cerita.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN NILAI MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI DI TK SETYA BUDI DESA WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

Rumusan Masalah

1.     Apakah melalui metode bercerita dengan gambar seri dapat meningkatkan aktivitas moral bagi Siswa TK Setya Budi Weding Pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?.

2.     Apakah melalui metode bercerita dengan gambar Seri dapat meningkatkan nilai moral bagi Siswa TK Setya Budi Weding Pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?.

3.     Apakah Melalui metode bercerita dngn gambar seri dapat meningkatkan nilai moral bagi Siswa TK Setya Budi Weding Pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1.     Tujuan Umum

Untuk memperbaiki nilai moral anak melalui bercerita dengan media gambar seri.

2.     Tujuan Khusus

Untuk peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita dengan menggunakan media gambar seri di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara rinci, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.     Manfaaf Teoritis

1)    Menambah wawasan guru dalam menemukan metode yang cocok untuk penanaman nilai moral pada anak melalui media bercerita gambar seri.

2)    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru tentang menanamkan nilai moral anak, khususnya pada TK Setya Budi Bonang Demak tahun 2017/2018.

3)    Menambah teori-teori yang berhubungan dengan peningkatan nilai moral pada anak dan cara mengatasinya.

2.     Manfaat Praktis

1)    Bagi Siswa

Anak dapat memahami dan menyadari bahwa moral atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama, akan menimbulkan kekacauan dan permusuhan.

2)    Bagi Guru

Dapat memberikan informasi kepada guru tentang pengaruh lingkungan dan teknologi yang negatif dapat merusak nilai moral pada anak dan guru menjadi kreatif untuk menciptakan metode atau pembelajaran yang lebih menarik guna menarik minat dan perhatian anak.

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

Pengertian Moral Anak Usia Dini

Moral adalah suatu suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran – ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan soaial atau lingkungan tertentu. Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Pengertian Moral Menurut (Chaplin, 1990:122) Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Menurut (Wantah, 2005:15) Moral adalah suatu yang berkaitan dan ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku. Menurut (Hurlock, 1990:37) Moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adatperaturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

Moral adalah suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan dengan benar salah, baik buruk, keyakinan, diri sendiri dan lingkungan sosial.Atau ajaran baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baikdan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian moral merupakan kendalidalam tingkah laku.

Metode Bercerita

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada seseorang dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikan dengan menarik. Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak ia akan mengerti peristiwa yang terjadi disekitarnya dan setelah memorinya merekam beberapa kabar berita pada masa usia 4-6 tahun.

Dr. Abdul Aziz dan Abdul Majid (2002:16) dalam bukunya “Mengajarkan anak lewat cerita “mengatakan” sebagai dari cerita-cerita yang ada, meliputi beberapa unsur yang negatif. Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak tidak mengindahkan nilai estetika dan norma”. Mungkin dengan cerita sianak akan melakukan hal-hal buruk karena semua informasi dan peristiwa yang tercakup dalam sebuah cerita akan berdampak sekali dalam pembentukan akal. Dan norma seorang anak, baik dari segi budaya, imajinasi maupun bahasa kesehariannya.

Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya (Gordon&Browne dalam Moeslichatoen,1996:21). Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai moral dan agama yang berlaku di masyarakat.

Kerangka Berfikir

Menanakan nilai moral pada anak di TK Setya Budi pada pra penelitian yang peneliti lakukan memberikan petunjuk adanya indikasi bahwa hanya sebagian kecil anak yang bisa menunjukkan pengembangan nilai moral. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan mengembangkan Anak mampu dalam membedakan perbuatan yang benar dan salah dan memiliki perilaku dan sopan santun yang baik melalui metode Bercerita dengan media buku gambar seri di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018.

Berdasarkan hasil pengamatan awal dapat dilihat bercerita dengan media buku gambar seri merupakan salah satu cara yang dapat dilaukan dalam menanamkan nilai moral pada anak TK di TK Setya Budi Bonang Demak Tahun 2017/2018. Sehingga kemampuan anak dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai lewat metode bercerita. Diharapkan ada peningkatan pengembangan nilai moral pada anak usia TK menjadi semakin baik, sehingga bisa menjadi pembelajaran yang disukai dan menarik untuk dipelajari anak

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka melaksanakan perbaikan dengan peningkatan nilai moral melalui metode bercerita dengan media gambar seri pada anak diTK Setya Budi Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan alokasi waktu penelitian selama 2 bulan yakni bulan Agustus – September 2017.

Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

Tempat penelitian yang digunakan peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di kelompok B di TK Setya Budi.Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas maka lingkungan alamiah adalah sebagai sumber data langsung dengan melaksanakan tindakan kelas yang merupakan kajian utamanya. Dalam hal ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah kelompok B TK Setya Budi Tahun Pelajaran 2017/2018.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mulyasa mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (2000:10). Sedangkan Mc. Niff mengemukakan bahwa hakekat penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan keahlian mengajar (dalam Wijaya, 2009:8). Selanjutnya Wijaya mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meneliti tentang upaya peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di kelompok B TK Setya Budi dilaksanakan dalam 2 siklus.

Metode Pengumpulan Data

Mengingat penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, maka data yang akan dicari merupakan data hasil dari tindakan – tindakan yang dilakukan dalam persiklus yang selanjutnya di dalam upaya untuk memperoleh data yang valid dan reliabel. Maka sumber-sumber yang digunakan harus sesuai dan dapat dipercaya kebenarannya serta berdasarkan pada metode yang digunakan yaitu dalam mengelompokkan data, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dilapangan.

Data-data empiris yang diperlukan didalam penelitian dapat diperoleh dengan menggunakan metode sebagai berikut:

Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penulisan (Suharsimi, 2006: 158).

Metode observasi digunakan untuk mencatat dan mengamati materi yang diteliti dalam penelitian dalam uapaya penanaman nilai moral pada anak melalui metode becerita gambar seri di kelompok B di TK Setya Budi secara langsung ikut berpartisipasi dalam mengamati proses pencatatan hasil data penelitian.

Metode Wawancara

Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan (Mulyasa, 2009:69). Dokumentasi merupakan metode yang memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak di Taman Kanak-Kanak Setya Budi serta foto rekaman proses Tindakan Penelitian.

Metode dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data untuk mendukung Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti dalam menanamkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi.

Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrument untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian masa lalu yang telahdidokumentasikan(Mulyana,2009:69). Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang penanaman nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri, dengan menggunakan media buku cerita “ KENEPA MENYALAHKAN”, anak bercerita apa yang telah mereka lihat dari alam sekitar dan kehidupanya sehari-hari, sehingga anak dapat memahami dan menanamkan nilai moral pada dirinya. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1.     Narasumber, yaitu anak didik di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

2.     Tempat dan peristiwa atau kejadian berlangsung pada upaya penanaman nilai moral anak di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

3.     Dokumen atau arsip yang diantara lain berupa bidang pengembangan, pedoman abservasi, dan hasil penilaian anak.

Teknik Analisis Data

Dalam upaya mendapat gambaran secara umum tentang konteks penelitian yang diterapkan yaitu efektifitas penggunaan metode bercerita dan penanaman nilai moral anak, maka diguanakan teknik observasi deskriptif (deskriptif observations), observasi deskriptif merupakan suatu teknik pengamatan pada suatu konteks tertentu.

Konteks yang diamati dapat digunakan secara menyeluruh jika telah ditemukan domain yang ada didalamnya. Domain adalah suatu konteks yang lebih kecil (lebih sempit) dari konteks utama. Domain ini menurut Spradley (1980) dapat berupa: jenis, ruang dan kekurangan, sebab – akibat rasional (alasan melakukan atau tidak melakukan sesuatu), lokasi, cara melakukan/mencapai sesuatu, fungsi, urutan/tahap dan atribut/karakteristik.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Siklus

Kondisi awal kemampuan bercerita dapat mengembangkan kemampuan berbicara pada anak di TK Setya Budi Tahun 2017 masih belum maksimal. Dilihat dari hal ini minat anak ketika persiapan terlihat kurang antusias. Hal ini disebabkan karena media dan kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran menyebutkan tempat ibadah agama masih kurang serta ternyata alat bantu atau alat media tersebut kurang menarik perhatian anak, serta kurangnya kemampuan anak dalam mengenal agama yang ada di Indonesia tanpa melalui media gambar.

Ketuntasan belajar anak dalam kemampuan penanaman nilai moral anak pada kondisi awal hanya sebanyak 43,47% yang sudah optimal, sisanya 56,52% anak masih belum optimal dalam penanaman nilai moral pada anak.

Siklus 1

Dalam siklus 1 penulis merencanakan mengadakan penelitian meningkatkan kemampuan nilai-nilai moral dan agama pada anak melalui metode bercerita bergambar seri dan melalui berbagai pendekatan pengembangan nilai-nilai moral dan agama di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017. Dalam perencanaan penulis mengindentifiksi masalah, dan menyusun rancangan satu siklus. Guru menyusun Rancangan Pembelajaran selama 1 siklus (2 kali pertemuan), menyususn Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyusun skanario perbaikan, menyususn langkah-langkah perbaikan sesuai dengan pengembangan yang terdapat pada Rencana Kegitan Harian (RKH) yang telah dibuat, menyediakan alat peraga sesuai dengan kegitan pembelajaran atau metode yang digunakan dan menyusun lembar pengamatan (lampiran). Akan tetapi setelah rancangan itu dilaksanakan belum membuahkan hasil.

Pembelajaran kemampuan mengembangkan moral melalui metode bercerita bergambar seri melalui berbagai pendekatan pengembangan moral di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun 2017 untuk siklus 1 dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai dengan September 2017. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: 8 anak memperoleh nilai bintang1,5 anak memperoleh bintang2, 5 anak memperoleh memperoleh bintang 3, dan 7 anak memperoleh bintang 4.

Jumlah anak yang dapat menggambar setelah diadakan pembelajaran kemampuan bercerita melalui berbagai pendekatan pengembangan bahasa meningkat menjadi 52,16% (+) Karena masih ada anak yang belum optimal dalam bercerita gambar seri, maka perlu diadakan siklus II.

Siklus 2

Dalam siklus 2 merencanakan pengadakan perbaikan pembelajaran upaya peningkatan nilai moral pada anak melalui metode bercerita bergambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai moral di TK Setya Budi Tahun 2017. Fokus penelitian pada anak-anak yang nilai moralnya masih rendah melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral. Dalam perencanaan siklus 2 ini mengindentifikasi masalah, menyusun rancangan satu siklus, merancang pembelajaran selama satu siklus (2 kali pertemuan), menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyusun skenario perbaikan, menyususn langkah-langkah perbaikan sesuai dengan kegiatan pengembangan yang terdapat pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang dibuat, menyediakan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran dan menyususn lembar pengamatan (lampiran). Setelah rancangan tersebut dilaksanakan sudah membuahkan hasil yang menggembirakan.

Pembelajaran upaya peningkatan nilai moral melalui metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral di TK Setya Budi Tahun 2017 untuk siklus 2 dilaksanakan pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan November Tahun 2017. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: 10 anak mendapat nilai bintang 4, 9 anak mendapat nilai bintang 3, dan 6 anak mendapat nilai bintang 2.

Jumlah anak yang dapat menanamkan nilai moral anak melPalui metode bercerita gambar seri setelah diadakan pembelajaran melalui pengembangan nilai-nilai moral meningkat menjadi 82,6% (+). Sementara itu masih terdapat anak yang kurang optimal dalam upaya peningkatan nilai moral melalui metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral anak yaitu sebesar 17,39% (6 anak).

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Pra Siklus

Pada kondisi awal pembelajaran upaya peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri belum optimal. Kebanyakan anak sudah pernah bercerita sesuai dengan kemampuan anak itu sendiri, namun ketika diminta oleh guru untuk bercerita kembali pada pertemuan berikutnya, secara umum anak belum memiliki kemampuan bercerita yang baik.

Pembelajaran bercerita gambar seri pada pra siklus ini belum berhasil, karena dilihat dari hasil belajar anak hanya 10 anak yang tuntas dalam bercerita gambar seri. Sedangkan sisanya yaitu 15 anak yang belum optimal atau tuntas belajarnya pada pembelajaran bercerita gambar seri.

Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran bercerita gambar seri yang dilaksanakan, ternyata guru belum dapat mengelola kelas dengan baik, belum menggunakan alat peraga/metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat, dan pembelajaran terasa membosankan bagi anak sehingga anak kurang maksimal dalam belajar.

Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian tindakan kelas guna memecahkan masalah tersebut.

Siklus 1

Pada siklus 1 dengan adanya penambahan alat peraga/media untuk bercerita gambar seri, penambahan dengan berbagai pendekatan pengembangan nilai moral anak, metode mengajar yang lebih tepat, anak-anak terlihat lebih antusias dalam belajar untuk mengikuti proses pembelajaran kemampuan upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak sehingga hasil belajar anak meningkat baik.

Pada kondisi pra siklus, anak yang dapat penanamkan nilai moral melalui metode bercerita gambar seri hanya 10 anak. Sedangkan untuk siklus 1 terjadi kenaikan yaitu sejumlah 2 anak dapat meningkatkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri. Berdasarkan perolehan hasil belajar tersebut diatas maka telah terjadi kenaikan hasil belajar apabila dibandingkan dengan keadaan pada pra siklus. Hal ini dikarenakan ketika mengadakan kegiatan pembelajaran kemampuan upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi Tahun 2017 pada tema Alat Komunikasi penulis telah menggunakan alat peraga/media dengan tepat, dan metode mengajar yang tepat.

 

 

Siklus 2

Pada siklus 2 penulis mengadakan penelitian kemampuan upaya peningkatan nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi Tahun 2017. Pada siklus 2 ini telah terjadi kenaikan keberhasilan belajar anak pada pembelajaran kemampuanupaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh yaitu anak yang mampu penanamkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri sebanyak 20 anak. Telah terjadi peningkatan hasil belajar apabila dibandingkan dengan kondisi pada siklus 1 yaitu sejumlah 15 anak.

Terjadinya kenaikan hasil belajar anak pada siklus 2 dikarenakan paenulis telah memperbaiki pengelolaan kelas sehingga anak dapat belajar dengan lebih optimal. Disamping itu penulis dalam melaksanakan pembelajaran selalu mengacu dengan menyesuiakan pada tahap perkembangan anak.

Namun dengan demikian hingga siklus 2 berakhir, masih ada 3 anak yang belum dapat bercerita bergambar dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan anak tersebut belum mencapai tahap upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak. Disamping itu juga ada anak yang kurang konsentrasi dalam belajar.

Secara keseluruhan, hasil belajar pembelajaran kemampuan upaya Peningkatan nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut

No

Tindakan

Responden Anak

Nilai Anak

Ketuntasan

(B3+B4)

1

Pra Siklus

Jumlah

9

4

4

6

10

 

 

(%)

39,13

17,39

17,39

26,08

43,47

2

Siklus 1

Jumlah

6

5

5

7

12

 

 

(%)

26,08

21,73

21,73

30,43

52,16

3

Siklus 2

Jumlah

0

4

9

10

19

 

 

(%)

 

17,39

39,13

43,47

82.6

Tabel 4.8: Rekapitulasi hasil penilaian upaya penanaman nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi Tahun 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di Setya Budi Tahun 2017 pada pra siklus sebanyak 12 anak (43,47%) sudah optimal, 11 anak (56,52%) belum optimal. Pada siklus 1 terdapat peningkatan kemampuan upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi sebanyak 8.69% menjadi 52,16% dari kondisi awal sebesar 43,47%.

Sedangkan pembelajaran pada siklus 2 terdapat 19 anak (82,6%) yang sudah optimal kemampuan upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi. Pada siklus 2 tersebut terdapat 4 anak anak (17,39%) belum optimal kemampuannya upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi Pada siklus 2 terdapat peningkatan kemampuan upaya penanaman nilai moral dengan metode bercerita gambar seri melalui pendekatan pengembangan nilai-nilai moral pada anak di TK Setya Budi 82,6% dari siklus 1 (52,16%).

PENUTUP

Simpulan

Dalam rangka memperbaiki pembelajaran tentang kemampuan dalam upaya peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi Tahun 2017 diperoleh Sebelum melaksanakan pembelajaran dalam upaya peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi 10 anak (43,47%) sudah optimal dan 13 anak (56,52%) belum optimal.Pada siklus 1 terdapat 12 anak (52,17%) sudah optimal dalam upaya peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi sebanyak 43,47% menjadi 57,17% dari kondisi awal sebesar 43,47%.Pembelajaran pada siklus terdapat peningkatan 30,43% dari kondisi siklus 1 sebanyak 43,47% menjadi 82,6% pada siklus 2 sebanyak 19 anak sudah optimal dalam upaya peningkatan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi. Terdapat 4 anak(17,39%) belum optimal dalam meningkatkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi Desa Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017-2018. Pada siklus 2 terdapat peningkatan kemampuan dalam meningkatkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi ada kenaikan dari siklus 1 57,17% anak sebesar 30% menjadi 82,16%.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi Tahun pelajaran 2017-2018 dapat meningkatkan nilai moral pada anak AUD.

Saran

Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka oleh peneliti diberikan saran sebagai berikut.

1.     Hendaknya anak PAUD sering diperkenalkan dengan dalam meningkatkan nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri dan khususnya anak diberi pengarahan dukungan kepada anak agar mau menerapkan nilai moral dan diberi motivasi.

2.     Hendaknya guru PAUD selalu membuat inovasi pembelajaran dengan menambah kreativitas dalam melakukan pembelajaran di PAUD, sehingga dapat mengajar lebih profesional dan menarik, dan anak didik tidak merasa jenuh.

3.     Hendaknya orang tua anak didik dapat memahami keinginan anak untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kreativitasnya.

4.     Hendaknya masyarakat di sekitar lingkungan sekolah PAUD dapat mendukung upaya guru PAUD dan lembaga PAUD khususnya dalam menjaga suasana dan kondisi lingkungan pendidikan yang mendukung keberhasilan belajar anak.

5.     Hendaknya lembaga pendidikan PAUD dapat menjadikan hasil penelitian yang mengkaji tentang dalam upaya penanaman nilai moral anak melalui metode bercerita gambar seri di TK Setya Budi Tahun 2017 dapat dipakai sebagai suatu rujukan dalam meningkatkan kemampuan dalam menerapkan nilai moral yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). (2002). Jakarta Diklusepa, Depdiknas

Affandi,Yogie 2011. Tahapan Perkembangan Moral AUD. http://Yogieaffandi,

 Blogspot.com/2011/10/tahapan-perkembangan-moral-AUD diunduh pada  Tanggal 13 Maret 2015.

Arikunto, Suharsimi, Suharjono, Supardi.2007. Penelitian Tindakan kelas.  Jakarta. Bumi Angkasa

Chaplin, J.P., Dictionary of Psychology, New York, Dell Publishing Co,1981.

Daeng,D.P. (1996). Metode mengajar di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenallindo

Dipdikbud. 1992. Pedoman Penggunaan Alat Peraga Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud.

Hadis,F.A. (1996). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta; Depdikbud

Kartini Kartono(1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung  CV. Mandar Maju

Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak.  (1996). Jakarta: Depdikbud.

Moeslichatun,R (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depikbud.   

Mulyasa.2009.Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdyakarya.

Prasetyo, Dimas 2012. Pengertian Moral Anak Usia Dini. http://Dimasprasetyo,  blogspot.com/2012/09/pengeertian-moral-anak-usia-dini. Diunduh pada  tanggal 20 April 2015

Schiller,P.et.al. (2002). 16 moral dasar bagi anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini No.58 Tahun 2009s