UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SDN 2 GEDONGMULYO KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Siti Nurwati

Guru Kelas III SDN 2 Gedongmulyo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitan ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa Kelas III SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Tempat penelitian adalah SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, tepatnya di Kelas III. Waktu penelitian adalah Semester I pada Tahun Pelajaran 2015/2016 selama tiga bulan, mulai bulan September sampai November 2015.Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas III SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang sejumlah 15 siswa, terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan. Desain penelitian adalah penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dirancang dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus ada 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan implementasi, pengamatan observasi, dan refleksi. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes evaluasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan tes tertulis. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah Pendekatan Contextual Teaching and Learning meningkatkan hasil belajar pada Siswa Kelas III SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Pendekatan Contextual Teaching and Learning.

 

PENDAHULUAN

Seorang siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal banyak aspek yang mempengaruhinya, diantaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.

Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pelajaran IPA di SDN 2 Gedongmulyo masih menggunakan model pembelajaran yang lama dimana proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru dan siswa hanya bisa menerima materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dan menganggap pelajaran IPA identik dengan hafalan. Hal ini menyebabkan hasil belajar IPA selalu di bawah ketuntasan klasikal. Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan model pembelajaran dengan menggunaan pendekatan kontekstual yang membawa siswa pada hal-hal nyata yang ada di sekitar mereka.

Rendahnya daya serap siswa Kelas III Semester I di SD Negeri 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang dalam pembelajaran IPA pada materi Pengelompokan Makhluk Hidup terbukti dari hasil tes formatif nilai rata-ratanya masih rendah. Dari 15 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 ada 4 anak atau 27% dan yang memperoleh nilai di bawah 75 ada 11 anak atau 73% dengan nilai rata-rata kelas 64,53.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan mensukseskan implementasi KTSP. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali kepada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahuinya”. Jika guru mampu mengelola proses pembelajaran dan mampu menciptakan sistem pembelajaran yang efektif, maka kualitas proses belajar akan tercapai. Tetapi jika guru masih terpaku pada paradigma lama dimana hanya memandang keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan nilai akhir saja, maka kualitas pembelajaran tidak akan mencapai kemajuan.

Dalam Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, siswa secara langsung ke lapangan untuk menemukan dan mencari materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran bermakna adalah proses pembelajaran yang dapat mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif. Sebaliknya, jika informasi baru tidak dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, maka akan hanya terjadi belajar hafalan. Proses belajar hafalan ini merupakan proses penerimaan informasi jangka pendek. Sedangkan proses belajar dengan pengulangan di lapangan dan siswa mampu menemukan sesuatu materi yang dikaji, maka penerimaan informasi bersifat jangka panjang.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian adalah SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, tepatnya di Kelas III. Waktu penelitian adalah Semester I pada Tahun Pelajaran 2015/2016 selama tiga bulan, mulai bulan September sampai November 2015.

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas III SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang sejumlah 15 siswa, terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan.

Desain penelitian adalah penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dirancang dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus ada 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan implementasi, pengamatan observasi, dan refleksi.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes evaluasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan tes tertulis. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I bersifat klasikal dimana siswa menganalisis hewan yang ditampilkan dalam gambar. Sesuai dengan materi tersebut, siswa menganalisis setiap gambar hewan sesuai dengan pengalamannya masing-masing, sehingga memperkuat pengetahuannya. Siswa menganalisis hewan-hewan tersebut menurut nama, tempat hidup, cara bergerak, penutup tubuh, jenis makanan dan cara berkembang biak.

Pembelajaran dikembangkan dengan menganalisis persamaan dari gambar hewan yang ditampilkan. Siswa sesuai dengan inisiatifnya menjawab pertanyaan dari guru setelah mengamati gambar hewan yang ditampilkan. Namun demikian, siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisis hewan tersebut. Selain itu, siswa juga tidak percaya diri, sehingga aktifitas belajar tidak begitu aktif. Sedangkan hasil belajar pada Siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 69,4 dan ketuntasan sebesar 40%.

Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II bersifat kelompok dimana siswa dan kelompoknya menganalisis tumbuhan yang ditampilkan dalam gambar sesuai dengan tugas kelompok. Sesuai dengan materi tersebut, siswa dan kelompoknya menganalisis setiap gambar tumbuhan sesuai dengan pengalamannya masing-masing, sehingga memperkuat pengetahuannya. Siswa dan kelompoknya menganalisis tumbuhan-tumbuhan tersebut menurut nama, tempat hidup, bentuk daun, jenis batang dan jenis akar.

Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan tugas kelompok. Pembelajaran dikembangkan dengan menganalisis persamaan dari gambar hewan yang ditampilkan tumbuhan lainnya yang mempunyai kesamaan tempat hidup, bentuk daun, jenis batang dan jenis akar dengan tumbuhan tersebut. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan percaya diri dalam menganalisis tumbuhan tersebut sesuai dengan pengalamannya dan aktif dalam pembahasan tugas kelompok. Sedangkan hasil belajar pada Siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 76,93 dan ketuntasan sebesar 80%.

Pembahasan

Pembelajaran IPA dengan pendekatan contextual teaching and learning berpusat pada siswa dan berkaitan langsung dengan pengalaman siswa itu sendiri. Berbeda dengan pembelajaran IPA pada Kondisi Awal yang berpusat pada guru yang berfungsi sebagai sumber belajar dalam menjelaskan materi sesuai kompetensinya. Untuk memberikan pengalaman belajar yang nyata, guru menggunakan media gambar yang menampilkan hewan dan tumbuhan yang benar-benar nyata yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati. Gambar-gambar tersebut juga berbeda dengan gambar pada buku teks yang kurang menarik dan kurang jelas. Penggunaan media gambar ini menarik dan efektif.

Pada Siklus I, pembelajaran masih bersifat klasikal dimana siswa menganalisis hewan yang ditampilkan dalam gambar. hal ini dilakukan karena guru menampilkan banyak gambar hewan yang beragam yang harus dianalisis menurut nama, tempat hidup, cara bergerak, penutup tubuh, jenis makanan dan cara berkembang biak. Dengan pembelajaran klasikal ini, guru mempunyai kesempatan untuk menampilkan gambar yang banyak tersebut. Namun demikian, siswa belum begitu aktif dalam menganalisis hewan-hewan tersebut. Siswa tidak begitu percaya diri.

Pada Siklus II, pembelajaran bersifat kelompok dimana siswa dan kelompoknya menganalisis tumbuhan yang ditampilkan dalam gambar sesuai dengan tugas kelompok. Sesuai dengan jumlahnya, siswa dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri dari lima anggota yang belajar bersama dan bekerja sama menganalisis tumbuhan-tumbuhan tersebut menurut nama, tempat hidup, bentuk daun, jenis batang dan jenis akar. Dalam pembelajaran kelompok, guru menugaskan siswa menganalisis tumbuhan secara aktif dan kooperatif dalam kelompoknya masing-masing. Walaupun tugas kelompok masih ada kesalahan, siswa menjadi aktif dalam pembahasan tugas kelompok tersebut.

Pembelajaran pada Siklus I tanpa tugas dan bersifat klasikal, sehingga siswa kurang inisiatif bertanya dan menjawab dalam pembahasan materi. Pembelajaran pada Siklus II dengan tugas kelompok, sehingga siswa aktif dan kooperatif dalam mengerjakan tugas kelompok dan mengikuti pembahasan hasil tugas kelompok. Selain itu, jumlah kelompok dan susunan kelompok dengan anggota juga sedikit. Dengan demikian, aktifitas belajar siswa semakin meningkat.

Pembelajaran IPA dengan pendekatan contextual teaching and learning berhasil meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut sesuai dengan nilai rata-rata dan ketuntasan yang semakin meningkat. Nilai rata-rata memenuhi KKM sekolah sebesar 75 dan ketuntasan memenuhi ketuntasan klasikal minimal sebesar 75%. Penulis menampilkan analisis hasil belajar sebagai berikut:.

Tabel 1. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No

Aspek Analisis

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai rata-rata

64,53

69,4

76,93

2

Jumlah tuntas

4

6

12

3

Ketuntasan

27%

40%

80%

 

Sesuai dengan hasil tindakan dan pembahasan, maka tujuan penelitian penelitian, yaitu hasil belajar IPA dalam materi tentang Penggolongan Makhluk Hidup meningkat. Nilai rata-rata sebesar 76,93 yang memenuhi KKM sekolah sebesar 75 dan ketuntasan sebesar 80% yang memenuhi ketuntasan klasikal minimal sebesar 75%. Dengan demikian, hipotesis penelitian terbukti benar walaupun nilai rata-rata hanya sedikit melebihi KKM sekolah.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendekatan Contextual Teaching And Learning meningkatkan hasil belajar IPA dalam materi tentang Penggolongan Makhluk Hidup siswa Kelas III SDN 2 Gedongmulyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah 1) Guru hendaknya menciptakan suasana yang bermakna dan dapat menyajikan materi pelajaran IPA dengan media dan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran, 2) sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran seperti media pembelajaran, buku-buku penunjang dan peralatan teknologi informasi yang memadai, 3) Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah hendaknya mengintensifkan perannya sebagai supervisor agar guru seko memiliki motivasi dalam menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

 

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Moeliono, Anton. 1998. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Soli, A. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.

Suhardjono, 2005. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Sularmi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 3 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johan. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.

Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.