Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DI KELAS IV SDN BENER 01
PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Rusmiyanto
Sekolah Dasar Negeri Bener 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Bener 01. Jenis metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan alur putaran spiral Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Bener 01 yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Validitas instrumen dengan menggunakan expert judgement (pendapat ahli). Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan meningkatnya hasil belajar PKn, untuk ranah kognitif mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), untuk ranah afektif dan psikomotorik telah mencapai kriteria baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan proses belajar mengajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Hal ini terbukti dengan keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 36%, siklus I 56%, dan siklus II 81%.
Kata kunci: hasil belajar, portofolio
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan umum dari PKn pada dasarnya adalah bagaimana menjadikan warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan negara. Menjadi warga negara yang baik dapat dipupuk dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Salah satu cara untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik dari lingkungan sekolah adalah dengan memberikan pembelajaran PKn dengan benar. Mengutip pendapat Lipset (Sobirin Malian dan Suparman Marzuki, 2003: vii), mata pelajaran PKn merupakan pelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan karakter dan kesadaran pribadi pada setiap warga negeranya agar mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Warga negara diharapkan menjadi insan yang mampu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, mau dan mampu bertoleransi dengan sesama, serta diharapkan memiliki jiwa demokratis. Tentunya, tujuan ini akan tercapai jika PKn diberikan dan diajarkan dengan cara yang tepat.
Pencapaian kondisi pembelajaran yang berkualitas dan efektif menurut Moh. Uzer Usman (1989: 21-33) dalam bukunya Menjadi Guru Profesional, setidaknya ada yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu sebagai berikut: 1) melibatkan siswa aktif, 2) menarik minat dan perhatian siswa, 3) membangkitkan motivasi siswa, 4) prinsip individualitas, 5) peragaan dalam pengajaran.
Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Guru sebagai fasilisator dalam pendidikan harus mampu mefasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuannya yang beragam. Maksudnya tidak hanya memperhatikan hasil akhir tetapi juga harus memperhatikan proses pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga harus dapat menggunakan metode, media, maupun model pembelajaran yang tepat sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Pemilihan berbagai metode, media, maupun model pembelajaran yang banyak jenisnya tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan, misalnya dengan memperhatikan beberapa aspek seperti materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Salah satu tantangan mendasar dalamp pelajaran PKn dewasa ini adalah mencari model pembelajaran inovatif yang memungkinkan bagi peningkatan mutu Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam mata pelajaran PKn diperlukan model pembelajaran yang mampu mengakomodasi siswa dalam mengembangkan potensinya masing-masing sebagai manusia demokratis. Model pembelajaran yang tidak sekedar menitikberatkan pada aspek kognitif akan tetapi aspek lainnya seperti sikap atau tingkah laku dan keterampilan dengan harapan dapat membentuk warga negara yang baik, yang demokratis.
Proses pembelajara PKn yang masih menggunakan model pembelajaran konvensional, siswa cenderung pasif atau lebih tepat dikatakan bahwa pembelajaran terpusat pada guru dengan metode ceramah. Pembelajara semacam ini belum mampu mengembangkan aspek sikap dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Tentu saja hal ini mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap dan keterampilannya dalam proses pembelajaran. Dalam penilaiannya pun guru cenderung hanya menilai dari segi kognitifnya saja. Nilai yang tergambar hanya menitikberatkan kemampuan dalam mengerjakan soal (kognitif), sedangkan sikap dan keterampilan siswa yang tampak dalam proses pembelajaran tidak diperhatikan.
Sebagian guru SD mengalami kesulitan dalam mengembangkan model pembelajaran yang tepat untuk suatu mata pelajaran, dikarena untuk sekolah tingkat dasar ini menganut sistem guru kelas sedangkan guru dituntut untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada tiap semester. Seperti misalnya pada mata pelajaran PKn, guru perlu mengembangkan banyak sumber belajar, metode, model pembelajaran maupun media.
Kondisi pembelajaran di atas juga dialami di kelas IV SD Negeri Gendengan yang terletak di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil belajar siswa SD Negeri Bener 01 ini masih kurang. Hasil observasi yang ada, ketika siswa dihadapkan pada suatu materi pelajaran abstrak, siswa sangat kesulitan untuk menangkap informasi dan memahaminya. Hal ini dikarenakan siswa kelas IV merupakan siswa yang sedang mengalami perubahan cara berpikir praoperasional ke operasional konkrit. Siswa belum mampu secara penuh menangkap informasi yang bersifat abstrak.
Pada pelaksanaan pembelajaran PKn, siswa cenderung pasif, banyak mendengarkan materi yang disampaikan guru tanpa adanya timbal balik, belum diterapkan pembelajaran yang mengangkat nilai-nilai demokratis. Tak jarang banyak ditemukan siswa membuat gaduh, tidak memperhatikan penjelasan guru karena siswa merasa sulit memahami materi, terlebih tidak adanya daya tarik dalam penyampaian materi. Guru menggunakan model pembelajaran yang monoton. Guru menyampaikan materi, kemudian siswa latihan mengerjakan soal. Penyampaian materi oleh guru kurang jelas. Dari segi perhatian siswa sendiri masih kurang fokus ketika pembelajaran berlangsung. Lingkungan SD berada satu lokal dengan TK. Hal ini kadang membuat suasana menjadi lebih ramai. Siswa sering memperhatikan lingkungan di luar kelas, sehingga materi yang telah diterima juga tidak sepenuhnya dapat mereka serap dengan baik. Akhirnya semua ini, menyebabkan pencapaian hasil belajar siswa yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
Model pembelajaran yang mampu menampung tujuan mata pelajaran PKn dan kemudian untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata yaitu Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP). Seperti yang di ungkapkan Boediono (Dasim Budimansyah, 2002: 3), Model pembelajaran Berbasis Portofolio merupakan satu bentuk dari praktik belajar kewarganegaraan, yaitu suatu bentuk inovasi dalam pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.
Guru dapat menggunakan portofolio sebagai model pembelajaran. Portofolio dapat melengkapi model pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh banyak guru. Alzheimer (Anita Yus, 2006: 36), mengemukakan bahwa portofolio merupakan satu ketentuan yang digunakan oleh guru untuk mengumpulkan dan mencatat bukti pencapaian siswa dalam satu jangka waktu tertentu. Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa portofolio dapat digunakan sebagai bukti dari aktivitas belajar siswa. Portofolio merupakan bukti yang tidak hanya menunjukkan hasil belajar tetapi juga upaya yang telah dilakukan siswa dalam mencapai belajar, proses yang telah dilalui siswa serta kemajuan yang diperoleh dari upaya dan proses yang dijalani dari hari ke hari. Dari salah satu pengertian portofolio tersebut, dapat diketahui bahwa portofolio merupakan model pembelajaran yang mampu mengakomodasi beragam potensi siswa yang muncul dalam proses pembelajaran, terutama proses pembelajaran PKn.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Kelas IV SDN Bener 01 Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat diambil rumusan masalah secara umum, yaitu: Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Bener 01 pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
Kemudian dari rumusan masalah tersebut dapat dirinci lebih lanjut menjadi poin-poin sebagai berikut:
1) Apakah Model pembelajaran Berbasis Portofolio dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SD N Bener 01?
2) Apakah Model pembelajaran Berbasis Portofolio dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SD N Bener 01 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
3) Apakah Model pembelajaran Berbasis Portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV SD N Bener 01?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendiskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Model pembelajaran Berbasis Portofolio
2. Mendeskripsikan peningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Model pembelajaran Berbasis Portofolio
3. Mendeskrisikan peningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model pembelajaran Berbasis Portofolio
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pendidikan.
Bagi Guru
1) Sebagai masukan dalam peningkatan hasil belajar pembelajaran PKn bagi siswanya.
2) Sebagai alternatif bagi guru dalam mengembangkan model pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan tentang bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP).
Bagi Siswa
1) Mendapat pengalaman memperoleh ilmu pengetahuan secara aktif melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP).
2) Menambah wawasan siswa untuk menanamkan konsep dalam pikiran mereka secara lebih mendalam
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pengertian Belajar
Menurut Slameto (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 13) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku dari interaksi dengan lingkungannya yang diperoleh hasil pengalaman. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Muhibinsyah (2011: 68) bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan pengalaman dan interaksi yang diperoleh dari lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku dalam belajar diperlukan waktu dan proses yang bertahap. Selain itu interaksi lingkungan juga berpengaruh, karena dalam belajar diperoleh pengalaman melalui interaksi lingkungan.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 13) belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang diperoleh dari suatu pengalaman dari interaksi lingkungan menyangkut aspek kognitif, afektif serta psikomotor. Perubahan tingkah laku tidak hanya terjadi karena memperoleh ilmu pengetahuan, melainkan juga pada saat memperoleh suatu pengalaman. Dengan melibatkan pengalaman langsung akan mempermudah terjadinya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan kegiatan belajar.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar dapat didiketahui bahwa belajar merupakan kegiatan yang memiliki tujuan, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang menghasilkan perubahan perilaku setelah mengalami pengalaman. Melalui pengalaman menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna karena siswa terlibat langsung dalam belajar.
Menurut Sukmadinata (Suyono & Hariyanto, 2011: 128 -129) prinsip umum belajar merupakan kegiatan yang berlangsung seumur hidup dan terjadi perkembangan pada individu yang melakukan kegiatan pembelajaran. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak mengenal ruang dan waktu. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, di lingkungan masyarakat dan ditempat lainya.
Kegiatan pembelajaran mencangkup aspek kehidupan yakni mengembangkan kognitif, afektif, psikomotorik serta keterampilan hidup (life skill) untuk itu dibutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain. Arahan dan bimbingan dapat diperoleh dengan guru maupun tanpa guru misalnya teman sebaya atau orang yang berkompeten. Dengan adanya bimbingan dari orang yang berkompeten maka diharapkan akan mudah menerima transfer ilmu pengetahuan sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai.
Motivasi juga dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, jika motivasi yang dimiliki rendah maka akan terjadi hambatan dalam belajar. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi agar memiliki semangat dalam kegiatan pembelajaran serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hambatan lain yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran selain motivasi yaitu lingkungan pembelajaran yang tidak mendukung.
Lingkungan yang gaduh dan tidak kondusif menjadikan kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Saat belajar individu memerlukan situasi lingkungan yang kondusif dan nyaman. Karena saat belajar terjadi proses berfikir yang membutuhkan konsentrasi, untuk itu diperlukan lingkungan kondusif dan nyaman agar dapat konsentrasi dengan baik. Melakukan variasi juga dibutuhkan agar proses pembelajaran menarik sehingga tidak jenuh untuk mengikuti kegiatan.
Dari pengertian dan prinsip belajar yang sudah di jelaskan maka dapat dinyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan dilakukan dimana saja dan berlangsung sampai akhir hayat. Belajar mengembangkan aspek kognitif, afektif, prikomotorik yang menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, dan dalam kegiatan belajar membutuhkan bimbingan dari orang lain. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar baik dari dalam maupun faktor dari luar, untuk itu dapat dilakukan variasi dalam belajar agar kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Bahasan berikutnya mengenai pengertian portofolio. Portofolio berasal dari bahasa Inggris, yaitu “portfolio†yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat diartikan juga sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu kegiatan tertentu. Portofolio di sini adalah suatu kumpulan kegiatan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan- panduan yang ditentukan. (Arnie Fajar, 2005: 47)
Shaklee (Anita Yus, 2006: 36) mengemukakan bahwa portofolio merupakan sesuatu yang berharga dan merupakan inovasi dalam dunia pendidikan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan tepat dalam pembelajaran. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Alzheimer (Anita Yus, 2006: 36) bahwa portofolio merupakan satu ketentuan yang digunakan oleh guru untuk mengumpulkan dan mencatat bukti pencapaian siswa dalam satu jangka waktu tertentu. Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa portofolio dapat digunakan sebagai bukti dari aktivitas belajar siswa.
Adi (Anita Yus, 2006: 70) membagi portofolio menjadi tiga jenis, yaitu portofolio kerja, portofolio hasil, dan portofolio pengujian. Portofolio kerja berisi tentang semua rekaman aktivitas dan upaya siswa dalam belajar. Dalam portofolio tersebut akan tergambar usaha yang telah dilakukan siswa dalam mencapai suatu kompetensi serta hasil yang diperolehnya. Portofolio hasil berisi tentang karya siswa yang terbaik dari rangkaian aktivitas yang telah dilakukannya. Penetapan karya terbaik dilakukan oleh siswa sendiri dengan didampingi oleh guru. Portofolio pengujian berisi hasil yang diperoleh siswa dari suatu proses pengujian. Dokumen dalam portofolio pengujian dapat berupa catatan baik dari guru, temannya, atau dirinya sendiri. Dari portofolio pengujian dapat tergambar tingkat ketercapaian kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa.
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 26) mengemukakan bahwa secara umum portofolio diartikan sebagai dokumen-dokumen yang berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan, atau sejenisnya yang bertujuan mendokumentasikan dan mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Portofolio digunakan oleh siswa untuk mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari baik di kelas maupun di luar kelas, termasuk di luar sekolah. Semakin rajin siswa dalam mencari sumber bealajar di luar kelas, semakin banyak dokumen portofolio yang dimiliki sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru, bakat, dan minatnya Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 27). Puckett dan Black (Anita Yus, 2006: 36) mengemukakan bahwa portofolio merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengumpulkan dan mengorganisir hasil kerja dan data penilaian.
Berdasarkan uraian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan salah satu cara yang efektif yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan, atau sejenisnya yang bertujuan mendokumenta-sikan dan mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pengumpulan dokumen yang dapat memberikan sejumlah informasi sesuai dengan karakteristik dokumen yang ada.
Akhirnya, maksud Model Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam penelitian ini adalah suatu prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dengan berdasarkan prinsip-prinsip portofolio.
Kerangka Pikir
Pelaksanaan pembelajaran PKn yang berlangsung di sekolah dasar saat ini masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Masih banyak guru kurang melakukan inovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang mampu mengakomodasi beragam potensi siswa. Pelaksanaan pembelajaraan belum menerapkan pembelajaran yang demokratis. Siswa dianggap kertas kosong yang menunggu untuk diisi coretan-coretan dari guru, pada akhirnya siswa cenderung pasif. Sikap dan keterampilan yang dimilik siswa tidak diperhatikan dan dikembangkan. Hal tersebut berdampak kepada hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
Dengan berpijak pada berbagai persoalan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran PKn di SD, maka kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat akan sangat penting untuk diperhatikan. Dengan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan jenis mata pelajaran yang mengadung ketiga ranah kemampuan siswa (koginitif, afektif, dan psikomotorik), akan menjadi kunci kesuksesan terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa.
METODDOLOGI PENULISAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2017 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2017, dan siklus 3 pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2017.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bener 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Bener 01
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa.Berdasar dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas IV, karena siswa kelas IV itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bener 01 Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 36 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 15 orang.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses pembelajaran dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 66 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 64% siswa menjawab kesulitan.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 23 siswa atau 64%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa dengan persentase 36%.
Berdasarkan hasil observasi dan pra tindakan yang telah dilakukan terhadap proses pembelajaran PKn, maka disusunlah rencana perbaikan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD N Bener 01.
Deskripsi Siklus I
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 16 siswa atau 44%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 56%.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 7 siswa atau 19%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 29 siswa dengan persentase 81%.
Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 2 pada pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada kelas IV SD Negeri Bener 01 Kabupaten Semarang diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus III. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) selalu memotivasi siswa untuk percaya diri terhadap jawaban maupun pendapat yang dimiliki, 2) lebih mendekatkan diri kepada siswa untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara individu, 3) menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio dengan pada siklus 1, dan siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas IVdalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
No |
Aspek yang diamati |
Sebelum Perbaikan |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1 |
Ketrampilan Guru |
Cukup |
Baik |
Sangat Baik |
2 |
Aktivitas Siswa |
Cukup |
Baik |
Sangat Baik |
3 |
Hasil Belajar |
36% Tuntas |
56% Tuntas |
81% Tuntas |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 36%, siklus I 56%, dan siklus II 81%. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn mengunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N Bener 01.
Hal ini ditunjukkan dengan keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 36%, siklus I 56%, dan siklus II 81%. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa..
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut.
Bagi siswa
a. Siswa ikut berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran di kelas.
b. Siswa bekerja sama dengan baik dalam kelompok-kelompok belajar sehingga mengasah keterampilan sosialnya.
c. Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar dialami sendiri.
d. Siswa sebaiknya menerapkan nilai-nilai demokrasi yang tertuang dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membekali diri untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tujuan umum mata pelajaran PKn.
Bagi guru
a. Guru dapat menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio sebagai model pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi mata pelajaran PKn untuk siswa kelas IV di SD Negeri Bener 01.
b. Guru sebaiknya merubah gaya belajar agar suasana belajar lebih menyenangkan yaitu dengan mengutamakan peran aktif siswa dan mengajak siswa belajar dalam kelompok-kelompok belajar.
c. Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn sebaiknya senantiasa menanamkan nilai-nilai demokrasi.
Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan memberikan dukungan yang positif kepada guru-guru untuk mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. (1997). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Anita Yus, M. Pd. (2006). Penilaian Portofolio untuk Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat Ketenagaan.
Arnie Fajar. (2005). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.