UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI TEKNIK

MEMBACA KNOW WANT LEARNED HOW (KWLH)

BAGI SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BABADAN KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Masyhudi Widodo

Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Kelas III SD Negeri 2 Babadan

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini merumuskan masalah tentang meningkatkan minat membaca aksara Jawa dan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan minat belajar membaca aksara Jawa melalui teknik membaca KWLH pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan. Metodologi penelitian yang digunakan meliputi seluruh siswa kelas III yang berjumlah 15 anak terdiri dari 9 siswa putra dan 6 siswa putri. Penelitian ini berlangsung selama tiga siklus. Untuk teknik pengumpulan data digunakan teknik tes berupa tes tertulis melalui alat pengumpulan data berupa materi soal tes. Selanjutnya untuk menjaga validitas hasil penelitian maka data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode pengolahan data dengan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil antara pra siklus, siklus I dengan hasil siklus II dan siklus III dan temuan selama pelaksanaan penelitian yang selanjutnya dibahas bersama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatkan minat siswa, hasil belajar siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Jawa membaca aksara Jawa melalui teknik membaca KWLH. Rata-rata hasil belajar meningkat dari nilai 42 (Pra siklus), menjadi 73 (siklus III). Rata-rata minat siswa meningkat dari rata-rata 70% dengan kriteria baik (siklus I) menjadi 97,5% dengan kriteria sangat baik (siklus III). Rata-rata aktivitas guru meningkat dari 43,75% dengan kriteria kurang (siklus I) menjadi 84,36% dengan kriteria sangat baik (siklus III). Saran yang dapat penulis berikan adalah Teknik membaca Know Want Learned How dapat digunakan dalam meningkatkan minat siswa dalam membaca aksara Jawa. Guru perlu membuat variasi dan inovasi model pembelajaran agar siswa tidak bosan. Perlu penelitian lanjut untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dengan teknik, media dan tindakan yang berbeda.

Kata Kunci: Membaca, Aksara Jawa, Know Want Learned How (KWLH)


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah oleh kalangan guru selama ini kurang mendapatkan perhatian. Mata pelajaran bahasa Jawa juga kurang dihargai atau bahkan disepelekan karena hanya sebagai mata pelajaran muatan lokal (mulok) dalam kurikulum SD dan SLTP. Nilai mata pelajaran bahasa Jawa dalam rapor dianggap tidak ikut menentukan kenaikan kelas dan dalam ujian akhir tidak ikut menentukan kelulusan siswa. Apresiasi terhadap mata pelajaran bahasa Jawa tersebut akan segera berubah dengan adanya ketentuan bahwa bahasa Jawa bukanlah mapel muatan lokal.

Mengajarkan bahasa Jawa di dunia pendidikan, termasuk di sekolah dasar, tidak hanya sebatas mengajarkan kata-kata Jawa, tetapi di balik itu, sebenarnya bahasa Jawa banyak mengandung ajaran budi pekerti, yang akhirnya untuk dapat menghormati ke sesama orang dan juga ke orang tua. Dengan terbatasnya jam pelajaran bahasa Jawa di sekolah dewasa ini, mengakibatkan anak didik tercerabut dari akar budayanya. Anak-anak sudah banyak yang tidak tahu sopan-santun dan tata karma.

Minat siswa dalam belajar bahasa Jawa di kelas III SD Negeri 2 Babadan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang sangat rendah, yang dibuktikan dengan rendahnya nilai rata-rata hasil belajar. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian guru tehadap proses pembelajaran. Siswa hanya diberikan materi seadanya tanpa inovasi pembelajaran atau penggunaan teknik yang kurang tepat. Teknik yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik membaca Know Want Learned How. Teknik pembacaan KWLH adalah suatu teknik membaca yang kritis supaya pelajar dapat meninjau apa yang sudah diketahui, apa yang akan diketahui, apa yang sudah dipelajari selepas membaca dan bagaimana perkara-perkara tambahan yang ingin diketahui dapat dipelajari. Teknik ini sesuai bagi siswa untuk mengaktifkan pengetahuan lalu. Model membaca ini juga berfungsi untuk membuat pemikiran yang aktif ketika membaca. Teknik membaca ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah meningkatkan minat siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan dalam membaca aksara Jawa melalui penggunaan teknik membaca KWLH?

2. Bagaimanakah meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran membaca aksara Jawa melalui penggunaan teknik membaca KWLH?

3. Apakah penggunaan teknik membaca KWLH dapat meningkatkan hasil belajar dalam membaca aksara Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan?

Tujuan Penelitian

1. Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan minat belajar membaca aksara Jawa melalui teknik membaca KWLH pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan Kaliori Rembang.

2. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan: a) Meningkatkan minat siswa dalam membaca dan menulis aksara Jawa melalui teknik membaca KWLH pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan, b) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar membaca dan menulis aksara Jawa dengan teknik membaca KWLH pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan, c) Meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa tentang membaca dan menulis aksara Jawa dengan teknik membaca KWLH pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan harga diri Harimukti kridalaksana (1997, dalam buku Bahasa dan Sastra Indonesia Yusi Rosdiana).

Bahasa juga diperlukan dalam percakapan antara dua orang atau lebih. Seseorang dapat menggunakan bahasa untuk memahami dan dipahami oleh orang lain. (Clark and Clark 1977: 3), bahwa dasar dari bahasa adalah untuk membuat seseorang mengerti dan dimengerti oleh orang lain tentang apa yang dia maksud.

Bahasa daerah sebagai alat komunikasi dalam keluarga dan masyarakat, bahasa daerah berperan sebagai media interaksi dan kerjasama bagi sesama warga. Sebagai pendukung bahasa nasional, bahasa daerah berperan penting dalam memperlancar pengajaran bahasa nasional dan berbagai bidang ilmu. Sebagai alat pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah, bahasa daerah merupakan jendela untuk memasuki ranah budaya. Ia menyimpan tata nilai budaya dalam berbagai bentuk, misalnya kosakata, pantun, cerita rakyat, dan lain-lain.

Hakikat melestarikan bahasa adalah membiasakan diri dalam menggunakannya. Agar bahasa Jawa tidak mengalami kepunahan, maka pembiasaan penggunaan bahasa harus ditanamkan sejak usia dini. Sehingga diperlukan upaya sistematis, terpadu, dan berlanjut untuk bahasa daerah (Jawa). Pemerintah Daerah seharusnya memiliki strategi jitu untuk
mempertahankan bahasa Jawa yaitu pada tataran kebijakan makro, dengan
penerbitan Perda yang merupakan fondasi kebijakan perencanaan bahasa yang menempatkan bahasa daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi atau politik kebudayaan daerah.

Pada aksara Jawa hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara nglegena), yang biasa diurutkan menjadi suatu “cerita pendek”. Ada beberapa versi cerita asal mula aksara Jawa. Diantaranya yang diceritakan kembali oleh: Samsuni dalam buku Dongeng Aji Saka asal mula aksara jawa.

Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuannya. Menurut Bowman and Bowman (1991: 265) membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning).

Jenis-jenis Membaca menurut Broughton dalam Tarigan (1986) ada tiga jenis membaca yaitu 1) Membaca nyaring atau membaca bersuara, 2) Membaca dalam hati, 3) Membaca telaah isi.

Membaca aksara Jawa meupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yaitu membaca. Membaca aksara Jawa perlu mendapatkan perhatian yang lebih agar siswa dapat dengan mudah membaca aksara Jawa semudah membaca huruf abjad. Oleh karena itu perlu penggunaan metode pembelajaran dan media yang tepat untuk mengajarkan membaca aksara Jawa. Tujuan membaca aksara Jawa adalah untuk melafalkan aksara Jawa secara jelas.

Dalam pengajaran membaca aksara Jawa diperlukan metode atau teknik pembelajaran yang tepat agar siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa tidak bosan. Salah satu teknik yang dipilih dan dianggap tepat dalam meningkatkan minat belajar membaca aksara Jawa siswa adalah teknik KWLH.

Dipelopori oleh Robinson (1941, dalam artikel Teknik KWLH), K (know) apa yang telah diketahui (sebelum membaca). W (want) apa yang hendak diketahui (sebelum membaca). L (learned) apa yang telah diketahui (selepas membaca). H (how) bagaimana untuk mendapat maklumat tambahan yang berkaitan (untuk membaca seterusnya). Saniah Sayuti et al. (2000) menyatakan bahwa kemahiran membaca biasanya terbagi menjadi dua bagian yang utama yaitu membaca secara pantas dan membaca secara kritis. Contoh membaca secara pantas adalah seperti teknik sepintas lalu (scanning) dan bacaan sekilas (skimming). Untuk bacaan secara kritis adalah seperti teknik SQ3R (Survey- Question-Read-Recite-Review) dan teknik KWLH.

Teknik pembacaan akan membolehkan pelajar mengaitkan pengetahuan yang sedia ada dengan apa yang dibaca menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan menentukan apakah lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat maklumat tambahan Survey (tinjau) adalah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca.

Tujuan teknik KWLH diterapkan dalam pengajaran adalah 1) Siswa dapat mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan bahan atau teks yang akan diberikan untuk proses pembelajaran, 2) Siswa dapat menentukan apa yang diperoleh dari bahan atau teks yang disediakan dalam proses pembelajaran, 3) Siswa dapat menentukan maklumat tambahan yang perlu dicari di sumber lain, selain sumber yang telah dipelajari, 4) Siswa dapat mengetahui apa yang diperoleh dari bahan pembelajaran yang telah diberikan

Kerangka Berpikir

Siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan memiliki minat dan kemampuan membaca bacaan berhuruf Jawa masih kurang maksimal. Kesulitan membaca bacaan berhuruf Jawa dikarenakan para siswa kurang mengenal huruf Jawa. Selain itu minat siswa terhadap pelajaran bahasa Jawa khususnya membaca bacaan berhuruf Jawa masih kurang. Keterampilan dan Aktivitas guru yang kurang memadai juga mendukung rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Jawa sehingga menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah. Karena pembelajaran membaca bacaan berhuruf Jawa menjadi salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Jawa maka kesulitan-kesulitan tersebut harus segera diatasi.

Melihat kondisi siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan, salah satu teknik membaca yang diharapkan dapat meningkatkan minat membaca bacaan berhuruf Jawa yaitu dengan menggunakan teknik membaca KWLH. Oleh karena itu, guru perlu mengarahkan siswa membaca pemahaman melalui teknik membaca KWLH dengan tingkat pemahaman mereka dan disesuaikan dengan karakter siswa sehingga teknik membaca KWLH dapat bermanfaat bagi mereka. Ada keterkaitan antara teknik membaca KWLH dengan peningkatan minat membaca bacaan berhuruf Jawa.

Teknik membaca KWLH digunakan kepada siswa, sehingga dapat menumbukan rasa senang dan membentuk kebiasaan siswa memahami bacaan yang dibacanya. Teknik pembacaan KWLH adalah suatu teknik membaca yang kritis supaya pelajar dapat meninjau apa yang sudah diketahui, apa yang akan diketahui, apa yang sudah dipelajari selepas membaca dan bagaimana perkara-perkara tambahan yang ingin diketahui dapat dipelajari. Dengan penerapan teknik KWLH diharapkan mampu meningkatkan minat siswa dalam membaca aksara Jawa, mampu meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar membaca aksara Jawa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Jika siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan diberi proses pembelajaran dengan teknik membaca KWLH pada mata pelajaran bahasa Jawa tentang membaca aksara Jawa nglegena maka minat belajar membaca aksara Jawa dan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Jawa khususnya membaca aksara Jawa meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Babadan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang beralamatkan di Desa Babadan, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.

Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 9 siswa putra dan 6 siswa putri.

Sumber Data

Sumber data siswa didapatkan dari hasil observasi sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga, evaluasi dan lembar aktivitas siswa yang diamati pengamat.

Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru yang diamati oleh pengamat.

Sumber data yang diambil dari hasil belajar siswa dan berupa foto kegiatan pembelajaran.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data kuantitatif diambil melalui tes.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian tindakan kelas ini langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan adalah setiap putaran atau siklus tindakan meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (model spiral dari Kemmis dan Taggart, dalam buku PTK Zaenal Aqib 2008).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penggunaan teknik membaca KWLH terbukti dapat meningkatkan minat belajar membaca aksara Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, serta meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Jawa khususnya dalam membaca aksara Jawa.

Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, karena pada siklus ke tiga data yang diperoleh sudah mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata dari 15 siswa hasil observasi minat siswa selalu mengalami peningkatan persentase dari siklus I hingga ke siklus III. Pada siklus I sebesar 76%, siklus II sebesar 82,7%, dan siklus III sebesar 98,6%. Demikian halnya dengan hasil observasi kemampuan guru juga mengalami kenaikan di setiap siklus. Pada siklus I diketahui rerata hasil observasi kemampuan guru sebesar 43,75%, siklus II sebesar 68,75%, dan siklus III sebesar 84,36%.

Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan peningkatan perolehan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada siklus I rerata nilai sebesar 44, pada siklus II rerata sebesar 55, dan pada siklus III rerata sebesar 73. Artinya, teknik membaca KWLH mampu meningkatkan minat membaca aksara Jawa pada siswa kelas III.

Dari hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan guru, minat siswa, dan hasil belajar siswa tiap siklus mengalami peningkatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata presentase keterampilan guru pada siklus 3 ini adalah 84,3% (sangat baik), sehingga sudah dapat memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan.

2. Rata-rata prosentase minat siswa pada siklus 3 juga mengalami peningkatan menjadi 97,5%, sehingga sudah dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

3. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari jumlah 15 siswa tidak ada siswa yang belum tuntas. Semua siswa nilainya mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60, dengan persentase ketuntasan 100%, sehingga indikator keberhasilan sudah tercapai pada siklus ke 3

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Jawa dengan menggunakan teknik membaca KWLH dapat meningkatkan keterampilan guru, minat membaca siswa dalam pembelajaran sehingga penguasaan dan pemahaman konsep materi membaca aksara Jawa oleh siswa menjadi lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat diambil berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Berdasarkan data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tinggi dengan hasil nilai rata-rata belajar mencapai 73.

Tahapan-tahapan pembelajaran yang dilalui oleh siswa dengan menggunakan teknik membaca KWLH membuat siswa menjadi lebih antusias, aktif dan mandiri serta membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran. Bell-Gredler (1981:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap.

Data tersebut dapat diketahui melalui lembar observasi keterampilan guru, aktivitas siswa dan perolehan hasil tes. Lembar observasi keterampilan guru, peneliti meminta bantuan guru mitra untuk mengamati delapan indikator penting yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran. Hampir semua indikator mengalami peningkatan. Untuk keaktifan siswa, peneliti mengamati sepuluh kategori tersebut terjadi perbaikan secara bertahap pada setiap siklusnya. Pada tes akhir juga secara bertahap hasil belajar siswa meningkat.

Siklus pertama masih banyak siswa yang belum fokus memperhatikan tugas dan perintah guru. Sebagian siswa juga masih belum menjalin kerjasama dalam kelompok. Untuk memperbaiki tindakan pada siklus kedua peneliti mendesain pembelajaran semenarik mungkin melalui teknik membaca KWLH. Siswa lebih banyak dilibatkan dalam membaca secara bergantian pada awal pembelajaran. Peneliti juga lebih memperhatikan kerjasama siswa dalam kelompok serta membimbing kelompok secara bergantian.

Siklus ketiga kesempatan bertanya lebih banyak diberikan untuk memperbaiki tindakan pada siklus kedua. Hal ini semakin menambah antusias siswa dalam meningkatkan minat membaca aksara Jawa. Dengan terlaksananya penelitian tindakan kelas ini, maka hasil belajar yang didapat siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan tercapainya 100% siswa mencapai target dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 60.

PENUTUP

Simpulan

Penggunaan teknik membaca Know Want Learned How dalam pembelajaran membaca aksara Jawa terbukti dapat: 1) Meningkatkan minat belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan dalam membaca aksara Jawa, 2) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar bahasa Jawa khususnya membaca aksara Jawa dengan menggunakan teknik membaca KWLH, 3) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Babadan, sehingga sekaligus memperbaiki mutu dan kualitas pembelajaran khususnya dalam mengajar bahasa Jawa.

Saran

1. Teknik membaca Know Want Learned How dapat digunakan dalam meningkatkan minat siswa dalam membaca aksara Jawa yang baik sebagai sarana dan prasarana untuk melakukan inovasi pembelajaran.

2. Guru perlu membuat variasi dan inovasi model pembelajaran agar siswa tidak bosan.

3. Perlu penelitian lanjut untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dengan teknik, media dan tindakan yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Harjasujana, Membaca, Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Yrama Widya.

Catharina, dkk. 2004. Psikologi belajar, Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang

Djumini. 2002. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Bacaan Berbahasa Jawa dengan Teknik Membaca Nyaring Siswa Kelas IIF SLTP N 2 Cawas Klaten.

Depdikbud. (1992/1993). Petunjuk pengajaran membaca dan menulis kelas III, IV, V dan VI di sekolah dasar

Hasibuan, J.J, dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hardjawijana, Harjana, dkk. 1994. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogjakarta: Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama.

http://id.shvoong.com/

http://www.e-smartschool.com/dongeng:Aji Saka.

id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_daerah

Mardiyati. 2003. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Membaca Huruf Jawa dengan Metode Pemberian Tugas Latihan dan Resitasi.

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

mahirkb.tripod.com/olehbaca.htm

mathedu-unila.blogspot.com/2009/…/pengertianminat.html

padepokan-it.com/2010/01/27/arti-membaca/

Rosdiana, Yusi, dkk. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Satori, Djam`an, dkk. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Shafa, Hilman. 2005. Dongeng Ajisaka awal mula aksara Jawa. Yogjakarta: penerbit PT Sinar Rahardjo.

Sibarani, Robert. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Sumantri, Mulyani, dan Nana Syaodih. 2008. Perkembangan peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sunoto, L. 2005. Bahasa Jawa bukan Muatan Lokal, wacana Suara Merdeka.

Suryanto. 2004. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Media Komik pada Siswa Kelas V SD PL Gunung Brintik Semarang

Suwono, Sri. 2006. Makna kehidupan dibalik huruf jawa, Solo: PT Navisa Utama Jaya

Tim Dewan Skrispsi, 2009. Panduan Penyusunan Skripsi Mahasiswa S1 PGSD, Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tenas Effendy. 2006. Tunjuk Ajar Melayu. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu Penerbit AdiCita Karya Nusa.

Wardhani, IGAK, dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2008. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: penerbit PT Remaja Rosdakarya. Universitas Pendidikan Indonesia.

www.untukku.com/artikel…/makna-aksara-jawa-untukku.html

www.scribd.com/…/Kemahiran-Membaca-Teknik-Membaca-KWLH-

www.suaramerdeka.com/harian/0505/30/opi3.htm

www.search-docs.com/ktsp-bahasajawa-SD-di-jawa-tengah-doc.html

 

Yatmana, Sudi, dkk. 2007. Aku Seneng Basa Jawa 3. Jakarta: penerbit Yudhistira.